> >

Pesona Danau Inle di Myanmar: Atraksi Unik Nelayan Hingga Rumah Terapung

Jelajah dunia | 2 Juli 2020, 14:32 WIB
Pemandangan Danau Inle Dikelilingi Pegunungan (Sumber: Dini Kurniasari)

Penulis: Dini Kurniasari

KOMPAS.TV - Selain Yangon dan Bagan, Inle merupakan salah satu kota yang menjadi daya tarik para turis untuk berwisata di Myanmar.

Butuh waktu sekitar 10 jam dari Kota Yangon untuk tiba di Kota Inle menggunakan bus, karena tidak adanya akses penerbangan ke kota ini.

Biasanya, untuk memperkecil pengeluaran dan memanfaatkan waktu, tidak sedikit wisatawan akan memilih keberangkatan pada sore hari dari Kota Yangon.

Baca Juga: Leher Panjang, Rahasia Cantik Wanita Suku Kayan di Myanmar

Alhasil, mereka dapat sekaligus menjadikan bus sebagai "hotel berjalan" untuk sekadar menumpang tidur ketika malam datang. Kemudian, wisatawan dapat tiba di Kota Inle pada waktu subuh hari berikutnya. 

Melancong ke Myanmar, warga negara Indonesia dan warga negara di kawasan Asia Tenggara lainnya memang tak perlu membayar visa kunjungan.

Namun, untuk masuk ke kota lain selain Yangon, WNA (termasuk WNI) diwajibkan membayar tiket masuk seharga kurang lebih 18000 Kyats atau sekitar Rp180.000,00.

Tiket ini biasanya akan ditagih ketika wisatawan tiba di kota tujuan sebelum turun dari bus. 

Bila tiba pada waktu subuh, udara dingin pegunungan Kota Inle yang membuat gigi geligi bergemelatuk akan menyambut kedatangan wisatawan, setelah melalui perjalanan dengan bus dari Kota Yangon.

Mengenal Kota Inle

Inle merupakan kota yang diapit dengan pegunungan, sehingga udara di kota ini jauh lebih dingin dibandingkan Kota Yangon atau pun Bagan.

Terletak di Nyaungshwe Township, distrik Taunggyi, Provinsi Shan dan merupakan wilayah Shan Hills, Kota Inle atau Inlay menawarkan wisata melalui jalur air dengan menelusuri danau yang juga bernama Inle, sama dengan nama kotanya.

Danau ini merupakan danau terbesar kedua di Myanmar dengan luas mencapai 116,3 kilometer persegi. 

Danau Inle sepintas sama dengan Sungai Kapuas di Kalimantan. Sebenarnya bisa dibilang, Danau Inle juga lebih menyerupai sungai alih-alih danau, karena luasnya yang lebih sama dengan sungai.

Baca Juga: Melihat Megahnya Pagoda Shwedagon, Tempat Wisata Wajib di Myanmar

Karakter perairannya sendiri sangat tenang sehingga aman untuk ditelusuri. 

Dengan menyewa sampan atau perahu motor berkapasitas empat penumpang ditambah tour guide, Danau Inle sudah siap untuk dijelajah.

Wisatawan hanya tinggal duduk manis di atas sampan dan menyerahkan tujuan perjalanan pada tour guide, termasuk tempat-tempat mana saja yang akan disinggahi.

Atraksi Nelayan Suku Intha (Sumber: Dini Kurniasari)

Tur dengan Perahu di Danau Inle

Durasi dengan tur perahu ini biasanya mulai dari pukul 07.00 hingga sore hari. 

Perjalanan telusur danau ini menyajikan panorama keindahan Danau Inle itu sendiri. Dari kejauhan, terlihat pula pegunungan mengelilingi serta wisatawan dapat melihat lebih dekat aktivitas warga di sekitar danau. 

Di tengah danau, wisatawan juga akan bertemu dengan para nelayan dari Suku Intha yang tidak hanya bisa menangkap ikan, tapi juga mahir beratraksi menggunakan perahu dan dayungnya.

Dengan satu kaki, mereka berdiri di ujung perahu tanpa terjatuh. Sayangnya, untuk melihat atraksi mereka, tidaklah cuma-cuma. Nelayan-nelayan ini memasang tarif yang cukup komersil. Namun, jangan sungkan untuk menawarnya.

Baca Juga: Wisata Lereng Kelud Yang Menyuguhkan Suasana Negara Korea

Selain itu, paket tur juga menawarkan untuk mendatangi beberapa industri kecil pembuat kerajinan tangan rumahan, di antaranya adalah tempat pembuatan kain tradisional inn shwe pyi.

Uniknya, penenunnya merupakan wanita dari Suku Kayan atau Karen yang dikenal karena memiliki leher yang panjang (long neck women). Leher mereka yang panjang ini disanggah dengan menggunakan semacam kalung yang solid untuk membantu agar leher mereka tetap bisa berdiri tegak. 

Selain industri kain tenun, di Inle sendiri terdapat juga tempat pembuatan rokok linting dan kerajinan emas serta perak.

Rokok yang diproduksi merupakan rokok dari bahan-bahan alami dan tidak mengandung nikotin. Rokok ini juga terdapat berbagai varian rasa manis, seperti cokelat dan vanila.

Rumah Terapung Suku Intha (Sumber: Dini Kurniasari)

Di sepanjang danau, pemandangan juga akan dihiasi dengan pagoda-pagoda Eits... tentu saja bisa disinggahi, lho! Selain itu, rumah-rumah panggung terbuat dari kayu yang mengapung di permukaan Danau Inle juga akan banyak ditemukan dalam perjalanan.

Wisatawan juga bisa mengintip floating garden, tempat tomat khas Myanmar diproduksi dan ditanam di kebun yang lagi-lagi mengapung di atas permukaan danau. 

Masyarakat di sekitar Danau Inle memanfaatkan danau ini untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka. Selain tentu saja menjadi jalur transportasi penghubung, sering kali terlihat penduduk mencuci baju atau mandi hingga berenang di danau ini.

Baca Juga: Lokasi Wisata Baru Bekancan River di Langkat Mirip Perahu Nuh

Warna air danau juga beraneka ragam, dari hulu air danau yang menyambut berwarna cokelat lalu semakin ke tengah, air akan berubah menjadi kehijauan.

Walaupun airnya tidak bening, tapi Danau Inle terjaga kebersihannya dari sampah.

Anak-anak yang sedang bermain di pinggir danau dengan antusias akan menyapa para wisatawan yang datang. Interaksi hangat ini akan menjadi bagian paling membekas setelah selesai menjelajah di Danau Inle. 

Banyaknya industri kerajinan di Kota Inle membuat kota ini menjadi surga suvenir bagi wisatawan yang ingin membeli buah tangan untuk kerabat atau pun digunakan sendiri.

Jadi, jangan berpikir dua kali untuk berbelanja apabila mengunjungi Inle ya!

#Inle #DanauInle #Myanmar

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU