Bjorka Belum Seberapa, Ini 5 Hacker Paling Berbahaya dan Terkenal di Dunia, Hingga Meretas Pentagon
Internet | 12 September 2022, 10:28 WIB3. Lizard Squad
Lizard Squad sebanding dengan Xbox Underground karena keduanya fokus pada jaringan game seperti PlayStation Network dan Xbox Live.
Komunitas ini terkenal usai meluncurkan serangan penolakan layanan DDoS yang terdistribusi di situs web game terkait.
Lizard Squad mengumumkan pembubarannya pada 3 September 2014, tetapi kemudian meluncurkan serangkaian serangan lagi.
Situs web Malaysia Airlines menjadi korban peretasan mereka pada 26 Januari 2015, mengalihkan pengakses ke halaman dengan gambar kadal yang mengenakan tuksedo dan kata-kata "Diretas oleh Cyber Caliphate."
Baca Juga: Sempat Dihapus di Medsos, Bjorka Muncul dan Sebarkan Data Pribadi Menkominfo dan Menkomarves Luhut
4. Anonymous
Anonymous adalah grup hacker online terbuka yang tersebar di berbagai penjuru dunia, paling dikenal karena pembalasannya terhadap ISIS, dengan ciri khas topeng Guy Fawkes.
Mereka menyerang Gereja Scientology, meretas Pentagon, menargetkan Visa, PayPal, dan MasterCard, karena menolak mendanai WikiLeaks. Anonymus serta menutup beberapa situs web yang terafiliasi dengan ISIS.
Banyak orang dari Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Spanyol, serta Turki telah ditahan karena diduga menjadi bergabung dengan Anonymous.
5. LulzSec
LulzSec, akronim dari Lulz Security, merupakan kelompok peretas black hat yang terkenal setelah memperoleh akses ke Sony, News International, CIA dan FBI serta Scotland Yard.
Organisasi hacker ini begitu kondang, sehingga ketika meretas akun News Corporation dan menyebarkan klaim palsu bahwa Rupert Murdoch telah meninggal, banyak publik percaya.
Terlepas dari kenyataan bahwa geng tersebut mengeklaim sudah menghentikan kegiatannya, moto kelompok itu, "Tertawakan Keamanan Anda sejak 2011!" masih berjalan kuat.
Kelompok hacker itu sempat meretas situs media seperti The Times dan The Sun hanya untuk mengumumkan berita pensiun mereka.
Baca Juga: Banyak Data Diretas, Ternyata Cuma 5-10 Persen Notifikasi BSSN yang Direspons Pemerintah
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Bscholarly