Katanya Penunjuk Arah, tapi Suka Bikin Nyasar, Begini Cara Kerja Google Maps
Aplikasi | 19 Februari 2022, 22:23 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Google Maps menjadi salah satu aplikasi yang kerap menjadi bulan-bulanan netizen karena kerap bikin orang tersasar.
Di media sosial berseliweran berbagai keluhan dari netizen yang mengaku tersasar karena menggunakan Google Maps. Tak hanya tersasar, medan jalan yang tak masuk akal juga kerap dialami.
Salah satu cerita yang beberapa waktu ramai adalah mobil sedan berisi satu keluarga tersasar di tengah hutan di Muara Badak, Kalimantan Timur gegara menggunakan Google Maps.
Baca Juga: Wuih, Ada Permainan Snake di Google Maps, Misinya Angkut Orang di Ibu Kota Dunia
Kejadian kesasar tersebut membuat tim SAR harus turun tangan untuk membantu mereka menemukan rute yang benar.
Baru-baru ini, heboh kecelakaan yang berkaitan dengan Google Maps. Seorang siswi SMP tersasar masuk jalan tol saat mengendarai motor karena mengikuti Google Maps.
Siswi SMP tersebut sampai tertabrak mobil di Tol Jakarta-Cikampek KM 1 arah Bekasi, Jakarta Timur. Tak disangka, gara-garanya hanya karena si siswi salah menggunakan mode mobil.
Dalam kasus ini, kesalahan memang ada di pengguna Google Maps. Namun, cerita-cerita unik para pengguna Google Maps yang tersasar tak bisa diabaikan.
Fenomena ini membuat publik bertanya-tanya, bagaimana cara kerja Google Maps, sih?
Baca Juga: Ikuti Rute Google Maps, Truk Terguling di Tanjakan Menikung
Bagaimana cara kerja Google Maps?
Google Maps adalah peta online yang merupakan aplikasi gratis dari Google. Seseorang akan menggunakan Google Maps untuk mencari tahu jalan atau rute menuju suatu tempat.
Tak hanya itu, Google Maps juga menyajikan informasi atas suatu lokasi, seperti alamat, jam buka dan tutup, foto-foto yang ada di lokasi tersebut, hingga ulasan dari pengunjung.
Kondisi jalan, seperti tingkat keramaian atau kemacetan, kecelakaan, jalan ditutup juga tersedia di aplikasi ini.
Mengutip Analytics Steps, Sabtu (19/2/2022), cara kerja Google Maps didasarkan pada prinsip yang sederhana, yakni mengumpulkan sejumlah data lengkap, memprosesnya, dan menyajikan ke pengguna.
Untuk mendapatkan data sebanyak itu, Google tidak bekerja sendiri. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, dari instansi, pemerintah, dan pengguna Google Maps itu sendiri untuk menjaga sistem tetap mutakhir.
Beberapa sumber data Google Maps, di antaranya Base Map Partner Program, Street View Vehicles, Crowdsourcing, Satellites, Data Processing, dan Location Data from User.
Baca Juga: Viral Kisah Mobil Andalkan Google Maps, Dapat Jalan Sempit, Berakhir Nyungsep
Melansir Forbes, Base Map Partner Program mengumpulkan informasi dari berbagai organisasi yang kredibel. Informasi yang dikumpulkan termasuk jalan raya ke jalur terpencil dan menyatukannya menjadi gambar digital.
Namun, mendokumentasikan jalan raya saja tidak cukup, Google membutuhkan kendaraan untuk memetakan setiap jalan, lingkungan, dan kompleks perumahan untuk memberikan gambar digital yang detail.
Oleh karenanya, mereka menggunakan Street View Vehicles yang dapat mengambil gambar 360 derajat. Gambar tersebut diplot dengan koordinat GPS dan menghasilkan Google Street View.
Untuk meningkatkan pengalaman pengguna, Google Maps meminta akses ke data lokasi di ponsel penggunanya.
Sebagian besar data tersebut bermuara pada jenis algoritma kompleks yang membentuk Google Maps. Algoritma yang kompleks dan rahasia ini bekerja dengan membersihkan data, menemukan inkonsistensi, dan menghubungkan data.
Baca Juga: Viral, Rombongan Seserahan Nikah Tersasar ke Rumah Pengantin Lain Akibat Petunjuk Lokasi Google Maps
Kedengarannya, algoritma ini sangar. Namun, data-data yang digabungkan juga terdapat keterlibatan manusia, khususnya jika terdapat sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh algoritma Google.
Tentu saja ini adalah pekerjaan yang panjang dan tidak akan pernah selesai karena ratusan jalan yang berubah setiap harinya.
Selain itu, banyak wilayah yang belum terjamah oleh Google sehingga membuat informasi kurang akurat. Tak banyak informasi tentang mengapa Google Maps sering bikin orang tersasar. Mungkin jawaban sementara adalah kurangnya data yang menyebabkan ketidakakuratan informasi.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Analitycs Steps/Forbes