Orang Indonesia Paling Mudah Terjaring Penipuan Lewat Spam
Aplikasi | 18 Desember 2021, 04:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Indonesia kembali menempati posisi enam teratas korban spam dengan peningkatan jumlah spam yang signifikan. Hal ini menurut laporan Truecaller Global Spam Report yang memuat 20 negara teratas paling terdampak di 2021 soal spam.
Sebagai informasi, spam adalah singkatan dari Sending and Posting Advertisement in Mass. Makanya, salah satu ciri khas pesan spam adalah pesan promosi yang dikirimkan secara massal.
Pesan spam ini paling sering muncul dalam kotak masuk email maupun kotak pesan di ponsel. Isi pesannya pun biasanya tentang konten iklan yang tidak diinginkan oleh penerima pesan.
Namun, terkadang pesan spam juga berisi dengan konten berbahaya seperti malware, virus, dan juga penipuan. Bahkan, spam bisa dimanfaat oleh seseorag untuk mencuri informasi pribadi seperti akun rekening bank.
Di Indonesia, penipu mengincar target dengan cara yang sangat ilmiah dan tepat sasaran, parahnya dapat menggali detail informasi latar belakang dan catatan keuangan korbannya.
Masalah ini diperparah dengan tak banyak masyarakat Indonesia yang menyadari tindakan penipuan ini. Hanya satu persen dari seluruh panggilan yang diblokir ditandai sebagai penipuan, sementara angka ancaman scam terus tumbuh subur.
“Data kami menunjukkan bahwa orang Indonesia menjadi target penipuan dengan semakin tingginya tingkat teror komunikasi yang tidak diinginkan. Hak ini menyebabkan jutaan pengguna smartphone di Indonesia berisiko menjadi korban penipuan," ujar CEO dan Co-Founder Truecaller Alan Mamedi dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021), dikutip dari Antara.
Baca Juga: Masih Terima Telepon atau SMS Spam? Lapor via Twitter Aduan PPI
Alan mengatakanTruecaller menyediakan teknologi dan keahlian yang tepat guna membantu melindungi masyarakat di Indonesia dari ancaman yang terus mengganggu ini.
"Kami percaya data yang ditampilkan dalam Global Spam Report edisi kelima ini dapat membantu masyarakat di Indonesia untuk mengetahui dan memahami cara kerja spam, serta menggunakan informasi ini untuk melawan ancaman spam call," terangnya.
Lonjakan panggilan spam di Indonesia membutuhkan aksi lanjutan yang serius. Sebuah agensi keamanan siber SOCRadar baru saja meluncurkan laporan lanskap ancaman siber di Indonesia, yang mengamati bahwa terjadi peningkatan ancaman situs gelap atau dark web.
Terdapat database dari jutaan orang Indonesia dijual bebas di situs gelap mengandung informasi sensitif seperti nama, nomor telepon, tanggal lahir, nomor KTP, hingga gaji bulanan.
Untuk kategori spam, sebagian besar spam call berasal dari layanan keuangan, sedangkan di posisi kedua adalah spam yang berasal dari sales mencapai yakni mencapai 19 persen.
Data Statistik lain yang tak kalah penting adalah Indonesia menjadi salah satu dari dua negara (selain Vietnam) dalam daftar 20 negara dengan spam terbanyak yang mencatatkan lebih dari dua kali lipat peningkatan volume panggilan spam selama Januari hingga Oktober 2021 saja.
Pada bulan Januari, total volume panggilan spam yang dilaporkan mencapai hampir 12,6 juta. Angka ini kemudian naik menjadi 25,8 juta panggilan spam pada Oktober 2021. Rata-rata orang Indonesia menerima 14 panggilan spam setiap bulan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara