Mantap, BMKG Punya Alat Canggih Deteksi Tsunami Berbasis Android
Aplikasi | 6 Oktober 2021, 15:54 WIB“Bunyi sirine yang keluar dari handphone didefinisikan sebagai perintah untuk segera melakukan evakuasi, mencari dataran tinggi atau tempat-tempat yang lebih tinggi guna menghindari terjangan tsunami,” tambah dia.
Dwikorita mengungkapkan, keterbatasan jaringan komunikasi kerap menjadi salah satu kendala saat penyebaran peringatan dini karena tidak jarang jaringan komunikasi selular mengalami gangguan usai gempa merusak. Kendala inilah yang coba BMKG pecahkan dengan meluncurkan 'EWS Broadcaster' dan 'SIRITA'.
Lebih lanjut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Bambang S. Prayitno, mengatakan BMKG berkomitmen terus melakukan lompatan-lompatan inovasi guna melindungi segenap tumpah darah Indonesia dari bahaya bencana alam.
Baca Juga: 5 Peristiwa Penting 17 Juli: Gempa Tsunami di Selatan Jawa hingga Ledakan Bom di Hotel JW Marriot
Saat ini, BMKG bersama Kementerian/Lembaga terkait tengah berupaya keras melakukan penyempurnaan dan pengembangan lanjut Sistem Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami (InaTEWS) menyusul munculnya fenomena tsunami yang diakibatkan aktivitas non tektonik.
“Tsunami di Pandeglang, Selat Sunda tahun 2018 lalu adalah salah satu contoh tsunami nontektonik. Tsunami terjadi bukan karena gempa bumi melainkan akibat longsor lereng gunung ke laut yang dipicu erupsi Gunung Api Anak Krakatau. Terbaru, adalah saat gempa bumi magnitudo 6,1 terjadi di Pulau Seram Maluku Tengah Juni 2021 lalu yang juga mengakibatkan longsor lereng pantai sehingga berdampak tsunami dengan kenaikan muka air laut sekitar 50 cm," tandas Bambang.
Penulis : Gading Persada Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV/Antara