Ini Yang Diajarkan Islam Agar Masyarakat Urban Tidak Mudah Stres
Beranda islami | 13 Mei 2020, 01:49 WIBTingkat stres yang tinggi, pola makan yang instan, ditambah dengan kondisi lingkungan yang penuh dengan asap, paparan radiasi dan toksin adalah dampak dari gaya hidup di perkotaan.
Gemerlapnya kehidupan kota yang serba ada, menjadikan masyarakat urban menjadi masyarakat dengan pola hidup yang serba instan. Pola hidup yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif dan penyimpangan-penyimpangan yang tentu berakibat fatal.
Tak dapat dipungkiri, 'waktu' menjadi acuan yang utama dari gaya hidup seseorang. Rutinitas sehari-hari yang sangat melelahkan harus dijalani setiap orang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari bangun tidur, berangkat kerja, menuju sekolah, kantor atau tempat kerja, menembus kemacetan, disibukkan dengan setumpuk pekerjaan.
Pulang larut malam, tidur hingga berangkat bekerja lagi, dan begitu seterusnya. Seakan lini masa masyarakat urban sudah terpola seperti itu pada hari kerja.
Stres bukanlah penyakit yang asing bagi manusia. Semua pernah mengalaminya, sebab manusia tercipta dengan potensi untuk stres. Namun tidak semua orang stres karena alasan yang sama. Hal ini berkaitan dengan imun yang dimiliki masing-masing individu.
Sebagian orang stres dengan suatu keadaan, namun yang lain malah menjadikannya sebagai hiburan. Di sana ada cara pandang yang berbeda. Cara pandang juga berhubungan dengan masa lalu, pendidikan dan lingkungan dia dibesarkan dan di mana dia hidup.
Dan masing-masing individu mempunyai karakter yang berbeda satu dengan lainnya, yang membentuk kekuatan iman dan ketetapan hati ketika mengalami tekanan hidup.
Pengamat ekonomi Imaduddin Abdullah mengatakan bahwa masyarakat perkotaan merupakan kelompok yang paling rentan mengalami stres. Beberapa alasan yang melatarbelakangi hal ini antara lain tingginya tingkat urbanisasi, faktor ekonomi dan kemacetan.
Ia menjelaskan, biaya hidup di daerah perkotaan sangat tinggi disaat minimnya lapangan kerja yang dapat memberikan penghasilan yang cukup untuk hidup di tengah kota.
"Isu finansial memang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Dalam sejumlah kasus, faktor ekonomi menjadi alasan seseorang bunuh diri atau berperilaku kriminal," ujarnya.
Sementara, Psikolog Liza Marielly Djaprie, M.Si, Psi, SC mengatakan aktivitas PACC atau Perigenual Anterior Cingulate Cortex yang mengatur tinggi rendahnya stres seseorang, lebih tinggi pada masyarakat perkotaan dibandingkan mereka yang tinggal di daerah pedesaan.
"Masyarakat kota lebih stres, karena daya tekan yang tinggi baik soal perekonomian, lingkungan, maupun sosial. Kompleksitas kehidupan perkotaan inilah yang mencerminkan tingginya tingkat stres masyarakat," jelas Liza.
Penulis : Herwanto
Sumber : Kompas TV