Sambut Lailatulqadar di 10 Hari Terakhir Ramadan, Jangan Hanya Incar Malam Ganjil
Agama | 17 Maret 2025, 16:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam beberapa hari ke depan, umat Islam akan memasuki fase 10 malam terakhir di bulan Ramadan. Pada periode ini, umat Muslim dianjurkan untuk lebih tekun dalam beribadah, dengan harapan dapat bertemu dengan malam yang penuh keberkahan, yaitu Lailatul Qadar atau Lailatulqadar.
Malam ini memiliki keistimewaan luar biasa, di mana nilai ibadah yang dilakukan lebih baik dari 1.000 bulan atau setara dengan 83 tahun.
Ketua Masjid Hidayatullah, Setiabudi, Jakarta Selatan, Ustaz Muhammad Thohir, turut membagikan pandangannya mengenai keutamaan Lailatul Qadar.
Menurutnya, di bulan suci Ramadan, selain pembagian 10 hari pertama, kedua, dan ketiga, terdapat satu malam yang sangat istimewa bagi umat Rasulullah SAW, yaitu Lailatulqadar.
Baca Juga: Cerita ASN, Ojek Online hingga PRT Merespons Efek THR Lebaran di Tengah Ekonomi Lesu
"Malam ini diyakini memiliki keutamaan setara dengan 1.000 bulan," ujarnya mengutip Wartakotalive, Senin (17/3/2025).
Sebagai pengikut Rasulullah SAW, lanjut Thohir, tentunya setiap Muslim berharap dapat bertemu dengan malam yang penuh keberkahan ini.
Keistimewaan Lailatulqadar bagi Umat Rasulullah
Thohir menjelaskan bahwa pada masa sebelum Rasulullah SAW, umat terdahulu memiliki usia yang sangat panjang, bahkan mencapai 900 hingga 1.000 tahun.
Sebaliknya, umat Nabi Muhammad SAW diberikan umur yang jauh lebih pendek, rata-rata berkisar 63 hingga 70 tahun.
Namun, meskipun usia umat Rasulullah lebih singkat, Allah SWT memberikan anugerah besar dengan adanya Lailatulqadar, yang pahalanya setara dengan beribadah selama 1.000 bulan atau sekitar 83 tahun.
Thohir menekankan bahwa untuk mendapatkan keutamaan Lailatulqadar, seseorang tidak hanya perlu beribadah pada malam-malam ganjil.
"Sebaiknya, kita memperbanyak ibadah sejak awal Ramadan hingga akhir, tanpa hanya mengandalkan malam-malam ganjil," ujarnya.
Menurut ajaran Rasulullah SAW, malam Lailatulqadar sering kali terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan, seperti malam ke-17, 21, 25, 27, atau 29.
Namun, Thohir mengingatkan bahwa Lailatulqadar bisa saja terjadi pada malam lainnya, sehingga umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah secara konsisten sepanjang bulan Ramadan.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar
Rasulullah SAW menggambarkan beberapa tanda yang menjadi ciri khas Lailatulqadar.
Thohir menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda malam ini adalah:
- Suhu udara terasa sejuk, tidak terlalu panas atau dingin.
- Angin berhembus lembut dan menenangkan.
- Orang yang beribadah dengan khusyuk dan ikhlas akan merasakan ketenangan luar biasa.
- Sebaliknya, mereka yang tidak mengoptimalkan ibadah di bulan Ramadan mungkin tidak akan menyadari keistimewaan malam tersebut.
Malam Lailatulqadar memiliki keistimewaan luar biasa bagi mereka yang menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
Puasa yang dilakukan dengan niat hanya karena Allah SWT akan lebih bermakna dibandingkan ibadah yang dilakukan untuk sekadar mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Baca Juga: Pantauan Kepadatan di Stasiun Senen dan Gubeng saat Warga Mudik Lebih Awal
"Dengan niat yang tulus, ditambah dengan salat Tahajud, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan memperbanyak doa, insyaallah kita akan merasakan keberkahan dan manfaat dari malam Lailatulqadar," ungkap Thohir.
Ia pun mengajak seluruh umat Islam untuk semakin giat dalam beribadah di bulan Ramadan, karena kesempatan ini tidak selalu datang setiap tahun.
"Selagi Allah masih memberi kita umur dan kesehatan, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin untuk meningkatkan ibadah. Semoga kita semua diberikan kesempatan meraih malam Lailatulqadar, serta terhindar dari siksa api neraka," tutupnya.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Vyara-Lestari
Sumber : WartaKota