Teks Khotbah Jumat dari Kemenag: Keutamaan 10 Muharam 1446 H
Beranda islami | 12 Juli 2024, 07:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Berikut contoh khotbah Jumat hari ini, 12 Juli 2024 bagi yang membutuhkan.
Salat jumat merupakan salah satu ibadah wajib bagi laki-laki.
Adapun khotbah Jumat merupakan bagian dari ibadah salat Jumat dan dilaksanakan sebelum menunaikan ibadah salat Jumat
Di bulan Muharam 1446 Hijriah ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan baik seperti puasa, bersedekah, salat sunah dan lainnya.
Berikut khotbah Jumat dengan tema keutamaan bulan Muharam, salah satunya puasa Asyura yang dilaksanakan 10 Muharam.
Baca Juga: Niat Puasa Muharam 2024 Hari ke-1 sampai 10, Lengkap dengan Keutamaannya
Khotbah Jumat ini ditulis oleh Muhammad Barir yang dikutip dari laman Kementerian Agama (Kemenag)
KHOTBAH I
الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ له ومن يضلل فلا هادي له. أشْهَدُ أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لا لي بَعْدَه. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أَمَّا بَعْدُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَوصِيكُمْ وَإِيَّايَ يتقوى الله فقد فاز المتمون قال الله تعالى في كتابه الكريم: يا أيها الذين عاملوا القوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ أَيْضًا : إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ النَا عَشَرَ شَهْرًا في كتُبِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya untuk Allah, Dzat yang memberikan kita karunia dengan berbagai kenikmatan, baik iman, Islam, ihsan, juga nikmat kesehatan dan ketergerakan hati untuk kebaikan. Sholawat beriring salam semoga tercurahkan selalu sepanjang masa untuk baginda Nabi Muhammad saw. yang telah membimbing diri kita untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
Pada kesempatan ini, tak lupa khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri juga kepada para jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah Swt. dengan menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dan sekuat tenaga menjauhi apa yang dilarang- Nya.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Swt.
saat ini kita sudah memasuki bulan Muharram, Tahun Baru Islam. Muharram menjadi salah satu di antara asyhurul hurum atau bulan-bulan yang dimuliakan. Di antara asyhurul hurum adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Selain itu asyhurul hurum dalam Tafsir Ibnu Katsir juga dimaknai dengan bulan yang diharamkan perang. Hal tersebut karena keistimewaan dan mulianya bulan ini sehingga tidak diperkenankan untuk berperang. Keistimewaan asyhurul hurum ini dijelaskan dalam Al Qur'an:
بايُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَايز الله ولا الشهر الحرام ولا الهدي ولا القلاية ولا أمين البيت الحرام
يبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنْ تَقِيمُ وَرِضْوَانًا
"Wahai orang-orang yang beriman. Jangan engkau langgar syiar-syiar ajaran Allah serta jangan engkau langgar asyhurul hurum, jangan kau ganggu hewan kurban dan hewan kurban yang ditandai, serta jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitul haram. Mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya.. (Al-Maidah 5:2).
Kemudian dalam ayat yang lain dijelaskan:
ان عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا في كتب اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ بِذَلِكَ الدين القَيمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ الفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَالة كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ
الْمُتَّقِينَ
"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram."
"Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (Q.S. At-Taubah 9: 36).
Baca Juga: Kapan Puasa Tasua dan Asyura 2024? Ini Jadwal Puasa Muharam 1446 Hijriah
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Di dalam bulan Muharram terdapat hari yang begitu penting bagi umat Islam dan bagi umat agama samawi lainnya. Yakni hari Asyura'. Dari kata ‘asyrah atau tanggal sepuluh. Asyura' menjadi hari yang bersejarah, sebagaimana Rasulullah saw. menggambarkan pentingnya hari tersebut berdasarkan hadits:
عن ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ الله عَنْهُمَا: أَن النبي صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نجى الله فيه مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لله فقال أنا أولى بموسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ لِلَّهِ
"Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw. ketika tiba di Madinah, beliau mendapati mereka (orang Yahudi) malaksanakan puasa 'Asyura' (10 Muharam) dan mereka berkata: Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir'aun.
Lalu Nabi Musa AS mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah Swt, (mendengar pernyataan orang Yahudi tersebut) maka Beliau Nabi Muhammad saw. bersabda: 'Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka.
Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat beliau untuk mempuasainya" (H.R. Bukhari).
Islam melakukan penerimaan terhadap tradisi dan ajaran umat sebelumnya yang menghargai nilai serta arti punting Bulan Muharram. Dalam penerimaan tersebut, Rasulullah saw. melakukan tahapan-tahapan untuk mengenal serta sekaligus memperkenalkan Muharram sebagai sebuah bulan penting dalam fase sejarah Islam:
Fase Pertama, saat Rasulullah berada di Makkah, beliau mendapati tradisi para penduduk Makkah sebelum mengenal Islam telah pula mengenal Puasa Asyura' dan beliau menghargai tradisi tersebut.
Fase Kedua, saat Rasulullah telah berhijrah ke Madinah, Rasulullah mendapati pada tanggal 10 (sepuluh) Muharram para umat Yahudi baik itu dari Bani Nadzir, Bani Qoinuqah, Bani Quraidhah, dan bani Khaybar semuanya serentak pada hari itu tidak makan dan tidak pula minum.
Dalam pandangan Rasulullah, jika ummat Yahudi saja memperingati sejarah perjalanan dakwah Musa dengan berpuasa, maka beliau dan ummatnya seharusnya lebih berhak memperingatinya.
Fase Ketiga, puasa Asyura' pernah menjadi sebuah kewajiban bagi seluruh umat Islam. Lalu Ketika turun perintah puasa Ramadhan pada surat al-Baqarah ayat 183 pada Bulan Syaban tahun kedua Hijriyyah atau 624 M, maka puasa Asyura' tidak lagi menjadi sebuah kewajiban dan hanya menjadi kesunnahan.
Fase Kempat, di pengujung usia sebelum wafatnya Rasulullah saw., beliau bersabda “lain 'isytu ila qabil, laashumanna at-tasi.”” (“Jikalau aku masih hidup tahun depan, maka sungguh aku akan berpuasa sembilan Muharram".
Akan tetapi ternyata belum sampai tanggal dimaksud tiba, Rasulullah saw. terlebih dahulu wafat, berpulang ke rahmatullah. Meski Rasullullah saw. belum sempat melaksanakan cita-cita beliau untuk puasa di tanggal sembilan Muharram, namun puasa tanggal sembilan yang disebut puasa Tasu'ah tetaplah menjadi hammiyah Rasulullah atau cita-cita beliau yang patut kita lestarikan.
Baca Juga: Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharam 2024, Ini Waktu yang Tepat untuk Membacanya
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah Swt.
Itulah sejarah puasa Asyura' dan Tasu'ah pada bulan Muharram. Sebuah bulan yang mendapat pengakuan dari agama-agama samawi. Sebuah bulan yang mulia, berisi tanggal yang istimewa, serta memiliki sejarah dan kisah perjuangan para nabi dan rasul Allah Swt.
Para Jamaah sekalian dengan masuknya kita di bulan Muharram ini semoga kita senantiasa bisa meneladani arti perjuangan. Perjuangan nabi-nabi terdahulu dalam membimbing umatnya.
Jika kita saat ini belum bisa berjuang untuk umat, paling tidak kita bisa berjuang untuk membimbing keluarga kita, jika kita merasa belum bisa menjadi pembimbing keluarga kita, paling tidak dimulai dengan berjuang membimbing diri kita sendiri dalam arti membimbing hati kita untuk berusaha menjadi manusia yang mulia, manusia yang berbudi luhur sebagaimana dicita- citakan oleh Nabi Muhammad saw. Karena kasih sayang beliau kepada umatnyalah beliau menyimpan syafaatnya.
Semoga kita kelak menjadi sebagian di antara orang-orang yang mendapatkan syafaat baginda Nabi Muhammad saw. Dan Muharram ini sebagaimana menjadi titik balik para nabi yang mendapat banyak karunia dan kemukjizatan, semoga juga menjadi titik balik kita untuk mendapat kehidupan yang lebih baik dunia dan akhirat. Amin amin ya Rabbbal 'alamin.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هو السميع العَلِيمُ أَقول قولي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ في وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ
KHOTBAH II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلّمْ عَلى خَاتَمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، أَوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تسْلِيمًا ،
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكِ اللهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ على سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَحِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ: أَبِي بَكْرٍ ، وعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلَيَّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ وَالتَابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ . اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيْبٌ مُحِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا فَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ, وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ, وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالظَّالِمِينَ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَدِيرٌ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْنَا غِلَّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيمٌ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُؤرِنَا اللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ الإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ اللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِينَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الخَيْرِ وَالنَّاصِحِينَ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ . اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وَلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
عِبادَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْيَ وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُونَ فَاذْكُرُوا اللهَ العَظيمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
Anda bisa mengunduh khotbah Jumat di atas dalam format PDF melalui laman ini.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV