> >

Perpaduan Kalender Jawa dan Islam, Lahirkan 1 Suro Bertepatan dengan 1 Muharram

Khazanah | 18 Juli 2023, 22:20 WIB
KGPAA Mangkoenagoro IX melepas Kirab Pusaka Dalem pada malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440. (Sumber: puromangkunegaran.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masuknya Islam ke Tanah Jawa diikuti dengan proses akulturasi budaya. Salah satunya berupa penanggalan yang hingga kini dipakai, yakni penanggalan campuran Islam-Jawa. Hasilnya, seperti saat ini, tahun baru Hijriah 1 Muharram bertepatan dengan 1 Suro dalam penanggalan Jawa.

Adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma yang memiliki gagasan tersebut. Ketika berkuasa antara 1613-1645, Sultan Agung membawa banyak perubahan besar bagi masyarakat Jawa. Saat itu, agama Islam sudah menyebar dan dipeluk oleh orang-orang Jawa.

Namun dalam beribadah, orang Islam berpegang pada kalender Hijriah berdasarkan perhitungan bulan, sementara orang Jawa masih berpatokan pada tahun Saka peninggalan Hindu-Budha, yang berlandasakan perhitungan matahari.

Baca Juga: Mengapa Malam 1 Suro Tak Boleh Keluar Malam? Ini Penjelasan Budayawan

Kalender Hijriah menggunakan sistem penanggalan lunar atau kamariah (bulan). Waktu satu tahunnya adalah 12 kali lamanya bulan mengelilingi bumi, yaitu 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik (29,5306 hari) dikalikan 12, menjadi 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik atau 354,3672 hari.

Pergantian hari terjadi pada saat matahari terbenam, dan awal bulan dimulai ketika terjadi konjungsi (hilal).

Dikutip dari situs Kementerian Agama, tulisan dari Sabara Nuruddin (Peneliti Balai Litbang Agama Makassar) menyebutkan, era kekuasaan Mataram Islam, tepatnya di masa pemerintahan Sultan Agung (1613-165), dilakukan pembaruan sistem kalender Jawa dengan mengakulturasikan kedua sistem kalender tersebut.

"Pembaruan sistem kalender tersebut dimulai pada Jumat Legi, 1 Sura 1555, bertepatan 1 Muharram 1043 H atau 8 Juli 1633 M. Sultan Agung tetap meneruskan penggunaan periode tahun Saka (bukan Hijriah)," katanya.

Karena penanggalan Saka menggunakan sistem luni-solar, maka dilakukan penyesuaian dengan penanggalan Hijriah menggunakan sistem lunar. Jika tahun ini kalender Hijriyah memasuki tahun 1445, maka kalender Jawa adalah 1 Suro 1957.

Sistem penanggalan ini biasa disebut juga kalender Jawa-Islam. Sebab, nama-nama bulannya mengikuti nama bulan di kalender Hijriah, meski mengalami penyesuaian dalam penyebutan.

Sura (Muharram), Sapar (Safar), Mulud (Rabiul Awal), Bakda Mulud (Rabiul Akhir), Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rejeb (Rajab), Ruwah (Sya’ban), Poso (Ramadan), Sawal (Syawal), Dzulkangidah (Zulqaidah), dan Besar (Zulhijjah).

Penanggalan Jawa juga masih mempertahankan siklus hari dalam pancawara (Legi, Pahing, Pon, Wage,dan Kliwon), meski juga menggunakan siklus tujuh hari, yang nama-nama harinya diserap dari bahasa Arab.

Baca Juga: Polisi Kerahkan 300 Personel, Pantau Pawai Obor Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H di Jakpus

Penyesuaian kedua siklus hari tersebut juga dilakukan dan disebut selapanan, yang berlangsung selama 35 hari.

Nah, untuk tahun ini, 1 Muharram 1445 jatuh pada 1 Suro 1957, bertepatan dengan Rabu 19 Juli 2023.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU