Suku Bunga BI Naik dan Cicilan pun jadi Bengkak, Baca Amalan Ini agar Bisa Lunasi Hutang
Beranda islami | 23 September 2022, 16:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Imbas Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga menjadi 4,25 persen per bulan September 2022 ini, diprediksi sejumlah cicilan menjadi bengkak.
Lantas, apakah ada amalan atau doa lunas hutang agar kita bisa melewati krisis ini dan bisa melunasi hutang?
Pada zaman dahulu, di zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang sahabat yang terlilit hutang. Nama sahabat itu Abu Umamah.
Suatu ketika Rasulullah masuk masjid, ia melihat Abu Umamah sedang termenung. Ia tampak gelisah. Ternyata, Abu Umamah memiliki masalah berupa hutang.
Lantas, Nabi memberikan amalan berupa doa untuk bisa melunasi utang tersebut. Amalan doa ini berdasarkan hadis Nabi dan diriwayatkan oleh Abu Daud.
Setelah mengamalkan doa pelunas utang, lewat izin-Nya dan tentu saja ikhtiar, Abu Umamah berhasil membereskan semua hutangnya.
Doa ini tentu saja bisa kita tiru dan amalkan sebagai ikhtiar agar mampu atau 'kuat' membayar cicilan hingga bisa nantinya, seperti Abu Umamah, bisa lepas dari hutang yang membelit.
Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga, Beban Masyarakat Bertambah karena Cicilan Kredit dan Pinjaman Bengkak
Amalan Doa Lepas Hutang
ALLAHUMMA INNI AUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WA’UDZUBUIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WA’ADZUBIKA MINAL JUBNI WA’UDZUBIKA MIN GHOLABATIDDAINI WA QOHRIR RIJAL
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari himpitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.
Baca Juga: Amalan Doa agar Dimudahkan Mendapatkan Rezeki yang Halal
Diprediksi Cicilan Naik Imbas Suku Bunga Naik
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, terkait kenaikan suku bunga ini berdampak pada membengkaknya cicilan dan naiknya barang-barang, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira menilai masyarakat kini tertimpa beban ganda.
Sebab, masyarakat harus mengeluarkan biaya hidup yang jauh lebih mahal pascakenaikan harga BBM dan harga pangan karena tekanan inflasi.
Sementara, dari sisi pendapatan belum pulih seperti sebelum pandemi lantaran masih belum dipekerjakan secara penuh waktu, gajinya masih belum penuh atau dipangkas atau bonusnya belum cair.
Kemudian, dari sisi suku bunga acuan yang naik itu juga menciptakan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman yang akhirnya mendesak masyarakat untuk membayar cicilan jauh lebih mahal. Baik untuk Kredit yang sifatnya konsumsi seperti KPR.
“Hal itu akan mengancam banyak sekali anak muda oleh karena kesulitan mencicil rumah melalui skema KPR,” ujarnya saat dihubungi KOMPAS.TV, Jumat (23/9/2022).
Sebab, harga rumah naik tapi pendapatan tidak bisa mengimbangi kenaikan harga rumah, ditambah bunga pinjam floating rate-nya juga semakin mahal.
Menurut Bhima, dilihat dari bunga floating rate KPR, prediksi kenaikannya 1-3 persen secara tahunan.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV