Sejarah Pemindahan Kiblat Umat Islam di Bulan Sya'ban
Beranda islami | 8 Maret 2022, 16:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ada satu peristiwa bersejarah dalam Umat Islam dan terjadi di bulan Sya’ban.
Kisah yang menunjukkan betapa istimewa bulan Sya'ban ini dalam sejarah Islam. Bagaimana kisahnya?
Jauh sebelum Nabi Muhammad datang dan membawa wahyu bernama Islam, para umat terdahulu paling tidak memiliki dua kiblat dalam beribadah.
Pertama, Mekah khususnya kakbah yang menjadi pusat peribadatan.
Kakbah dijadikan pusat ibadat khususnya mereka yang menyembah nenek leluhur dan terdapat berhala-berhala di dalamnya seperti Latta dan Uzza, dua berhala terbesar di Mekkah.
Pada peziarah datang dari pelbagai Arab hingga Afrika dan menjadikan Kakbah sebagai tempat ibadah.
Setelah Islam datang dan terjadi peristiwa Fathul Mekkah, maka berhala-berhala ini dihancurkan.
Tempat Kedua bernama Baitul Maqdis atau biasa dikenal dengan nama Masjidil Aqsa.
Ini merupakan sebuah masjid yang berada di Yerussalem, Palestina, dan sudah berdiri ribuan tahun.
Umat beragama zaman dahulu, mulai dari Yahudi hingga kelompok kepercayaan yang kerap disebut sebagai Agama Hanif menempatkan Baitul Maqdis sebagai kiblat peribadatan dia.
Bagi yang mampu, maka akan melakukan perjalanan selama berpuluh-puluh hari untuk langsung bisa beribadah di sana.
Hanif bermakna lurus, sebuah agama yang disandarkan pada Nabi Ibrahim dan banyak diikuti penduduk Mekkah, memfokuskan kiblatnya menuju Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina.
Menurut Martin Lings dalam Mohammed, dikisahkan para penganut agama Hanif, termasuk di dalamnya kakek Nabi Muhammad yakni Abdul Muthalib tersebut menjadikan Masjidil Aqsa sebagai kiblat peribadatan.
Baca Juga: Doa Bulan Syaban, Berharap Umur Panjang dan Dipertemukan Bulan Ramadan
Kisah Pemindahan Kiblat, Bulan Sya’ban Istimewa
Ketika Nabi Muhammad tiba dan membawa wahyu Islam, awalnya perintah ibadah masih belum menghadap ke kiblat di Masjidil Haram sebagaimana yang kita ketahui sekarang ini.
Proses ibadah itu terus terjadi dan umat Islam generasi awal kenabian juga melakukannya, menyandarkan wajah atau tubuh ke Baitul Maqdis.
Kejadian itu terus terjadi hingga proses hijrah terjadi, dari Mekah menuju Madinah pada Rabiul Awal.
Lantas, pada tahun kedua hijriah, Nabi Muhammad mendapatkan perintah untuk menghadapkan Kakbah atas perintah dari Allah SWT.
Lantas, apa yang melatarbelakangi hal tersebut?
Dalam sejarah Islam disebutkan, banyak kelompok yang mengira bahwa Nabi membawa risalah keagamaan yang sama dengan agama mereka.
Martin Lings dalam buku Mohammed mengisahkan, hal ini terjadi lantaran para Jemaah Nab Muhammad ini menyandarkan kiblatnya ke Baitul Maqdis, persis seperti agama Yahudi dan beberapa agama leluhur di Madinah.
Nabi Muhammad pun sering berdoa, meminta petunjuk kepada Allah SWT agar umatnya tidak kebingungan
Sahabat Nabi Muhammad, Ibnu Abbas menceritakan bagaimana Nabi SAW setiap hari berdoa agar diberi petunjuk dari Allah terkait kiblat ini.
Ibnus Abbas berkisah, apabila telah salam dari salatnya yang menghadap ke arah Baitul Maqdis, beliau selalu menengadahkan kepalanya ke langit dan minta petunjuk.
Akhirnya harapan Nabi Muhammad ini dikabulkan Allah melalui firman-Nya dalam Surat Al Baqarah ayat 144 tentang keharusan umat Islam menghadap kiblat saat Salat maupun ibadah lainnya.
Artinya;”Sungguh kami melihat wajahmu menengadah ke langit. Maka kami sungguh akan memalingkan wajahmu ke arah kiblat yang kamu sukai. Maka palingkan wajahmu ke arah Masjid al-Haram dan di mana pun kamu berada. (QS. Al Baqarah: 144).
Proses pemindahan ini kiblat umat Islam ini terjadi pada bulan Sya'ban, kira-kira pada bulan ke-16 atau 17 usai hijrah pertama Umat Islam. Dari Masjidil Aqsa menuju Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
Kini, umat Islam di seluruh dunia ketika beribadah diwajibkan menghadap Kiblat di Kakbah. Walahu a'lam.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV