> >

Kisah Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad dan Awal Perintah Salat Lima Waktu

Beranda islami | 25 Februari 2022, 13:00 WIB
V
Apa itu isra miraj? Begini penjelasan perjalanan Nabi yang penuh hikmah ini (Sumber: Facebook Kementerian Agama RI)

Isra Miraj adalah peristiwa yang disebut mukjizat. Sebab, dengan kecepatan yang sukar dinalar manusia biasa, Nabi Muhammad mengalami perjalanan begitu jauh dan hanya satu malam.

Baca Juga: Mengenal Amul Huzni, Tahun Kesedihan dan Hadiah Isra Miraj bagi Nabi Muhammad

Perintah Salat

Ketika berjumpa dengan Allah SWT ketika Isra Miraj tersebut, mendapatkan perintah salat sebanyak 50 kali dalam sehari. Beliau pun menerimanya.

Saat turun dari langit ketujuh, beliau berjumpa Nabi Musa dan meminta Nabi Muhamad untuk meminta keringanan salat kepada Allah. Alasan Nabi Musa, umat Nabi Muhammad akan kesulitan menjalankannya.

Lantas, Nabi Muhammad pun minta diantar kembali menuju Allah SWT. Malaikat Jibril pun mengantar beliau kembali dan Nabi Muhammad mengutarakan keinginannya.

Lalu Allah SWT memberikan keringanan lagi kepada umat Nabi Muhammad. Keringanan itu berupa, salat tidak lagi 50 waktu dalam sehari, melainkan berkurang menjadi 10 waktu salat dalam sehari.

Adapun 10 waktu pun dirasa masih akan sulit. Lantas beliau meminta keringanan lagi hingga sampai 5 waktu sampai yang dikenal sekarang.

Baca Juga: Isra Miraj dan Kisah Dispensasi Salat: Dari 50 Menjadi 5 Waktu dalam Sehari

Kembali ke Mekah

Usai perjalanan Miraj ke langit tersebut, lantas Nabi Muhamad pun kembali ke Mekah dan menceritakan kisah Isra Miraj yang dialaminya.

Namun, tentu saja, peristiwa ini sulit diterima oleh kebanyakan orang. Padahal Nabi Muhammad sudah memberi banyak bukti bahwa ia mengalami peristiwa tersebut. Ini sekaligus upaya menguji keimanan dari muslim yang saat itu memang masih sedikit. 

Salah satu bukti faktual yang dibawa Nabi adalah, ia melihat gerombolan musafir yang melakukan perjalanan dan sebentar lagi akan tiba di Mekah. Hal Itu pun terbukti, tapi banyak orang tidak mempercayai.

Sejarah mencatat, Abu Bakar adalah orang pertama menerima tersebut. Gelar Ash-Shidiq pun disematkan kepada beliau yang bermakna 'orang yang teguh hatinya dan jujur'. 

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU