Menjadi Generasi Sandwich dalam Islam, Berkah atau Beban?
Beranda islami | 13 September 2021, 17:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Bagaimana Islam memandang generasi sandwich, hal ini apakah jadi berkah atau beban untukmu?
Menjadi generasi sandwich ini memang begitu berat. Seperti roti lapis (Sandwich) yang digencet antara daging dan roti, para sandwich ini juga terhimpit tuntutan ekonomi yang berlapis-lapis.
Ketika jadi generasi sandwich ini, Anda harus membiayai orang tuanya (lapis atas) yang sudah mulai menua plus adik-adik yang mungkin masih sekolah, menghidupi dirinya sendiri hingga bertanggung jawab memberikan nafkah untuk keluarga dan anak-anaknya (lapis bawah). Sedangkan, Anda sendiri berada di tengah-tengah dan kerap menghiraukan kebutuhan diri sendiri.
Tak jarang pula, karena tuntutan ekonomi yang besar ini perasaan cemas, takut dan sedih kerap menghampiri. Apalagi jika secara ekonomi Anda belum mapan dan cenderung kekurangan. Gaji atau pendapatan yang selalu habis setelah dibagi-dibagi serasa tiupan sangkakala kiamat kecil yang seakan Anda dengar tiap bulan.
Baca Juga: Mengais Rezeki di Pinggir Jalan Negara
Hai, Para Generasi Sandwich. Tenangkan hatimu.
Islam begitu menghargai dirimu yang berjuang keras untuk memberikan nafkah bagi keluarga. Allah juga tidak akan membiarkan air mata yang kauseka tiap malam usai kerja hilang begitu saja.
Dalam Islam, menjadi generasi Sandwich ini tidak melulu beban. Bahkan bisa jadi berkah buat dirimu. Apalagi, jika hal ini menyangkut orang tua yang kerap dianggap sebagai beban. Bahkan bisa berbuah berkah untuk hidupmu kelak.
Allah SWT berfirman: ‘Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. (QS. Lukman: 14)
Yang perlu Anda lakukan adalah, pertama, pintar-pintar mengatur pola keuangan.
Anda bisa mulai membagi pos-pos keuangan dan mengelolanya dengan bijak. Anda bisa juga berbicara dengan orang tua dengan kondisimu saat ini, berusaha mengatasi masalah ini bersama-sama biar Anda tidak merasa sendirian.
Kedua, mempersiapkan pos investasi atau tabungan untuk masa depan. Hal ini penting supaya Anda tidak mewariskan sandwich ini kepada anak-anak kelak. Berusaha keluar dari generasi sandwich adalah kunci.
Ketiga, ini yang penting. Syukur dan senantiasa berpikir positif.
Syukur memang tidak mudah, apalagi jika Anda seolah dipaksa lebih keras dan terus menerus bekerja untuk memenuhi tanggung jawab sebagai generasi sandwich.
Marah, kesal dan sedih itu wajar kok. Apalagi dengan kondisi menjadi generasi sandwich.
Baca Juga: Apa Itu "Generasi Sandwich" dan Cara Memutusnya
Tapi, percayalah tetap bersyukur dan optimis bahwa segala yang Anda alami ini hanya sementara saja. Hingga beban yang di Pundak akan sedikit berkurang, perlahan-lahan sambil Anda terus menyiapkan diri untuk keluar dari jeratan Sandwich ini.
Insya Allah, segalanya akan baik-baik saja. Tugas kita hanya berusaha, berikhtiar sebaik yang kita mampu dan berdoa. Sisanya, serahkan kepada Allah sebab Dia tidak pernah tidur dan senantiasa menepati janji-Nya.
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. (QS Al-Baqarah: 225). Wallahu a'lam.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV