Kisah Seekor Anjing Bisa Bicara dan Minta Keadilan
Beranda islami | 13 September 2021, 06:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Suatu hari berjalanlah seorang laki-laki berjubah dan melintasi sebuah perkampungan sufi. Di tengah perjalanan, lelaki itu melihat seekor anjing lusuh sedang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, orang itu memukulnya dengan keras memakai tongkat.
Anjing itu pun meringkik kesakitan, lalu berlari menuju kediaman seorang bijak bestari bernama Abu Said. Kaki anjing itu terluka dan anjing itu menuntut keadilan.
“Hai orang yang kasar! Bagaimana bisa engkau memperlakukan seekor binatang lemah sepeti ini. Tidakkah engkau lihat, akibat dari perbuatanmu kakinya pincang!” kata sang bijak.
“Itu bukan kesalahanku,” tegas lelaki itu. “Itu kesalahan si anjing. Aku punya alasan, ia mengotori jubah kesayanganku,” imbuhnya.
“Apa benar begitu?” Tanya sang bijak kepada si anjing.
“Memang benar, Tuan. Aku menjilati jubah si darwis,” jawab si anjing.
Baca Juga: Kisah PSK Masuk Surga karena Menolong Seekor Anjing
Ternyata, lelaki itu merupakan seorang Darwish. Darwish adalah istilah untuk mereka yang menjalani laku sufi dan kerap berjalan kaki untuk belajar agama di tempat-tempat jauh.
Anjing itu pun kembali mengutarakan alasannya mendekati Darwish.
“Kupikir, Darwish itu begitu agung dengan jubah itu. Kupikir aku akan aman di sampingnya, tapi ternyata keliru,” keluhnya.
Anjing itu pun melanjutkan perkataanya. Menurutnya, jika ia melihat Darwish itu berjalan dengan pakaian biasa, mungkin saja ia tak mendekatinya.
“Kesalahanku adalah menganggap penampilan orang itu, Darwish itu, dengan keagungan seperti itu berarti aku aman di sampingnya,” tukas anjing.
“Lantas, keadilan seperti apa yang kau inginkan?” tanya sang bijak pada si anjing.
Anjing itu diam sejenak. “Jika tuan ingin menghukumnya, tolong lepaskan darinya pakaian agung yang dikenakanya. Sebab pakaian seperti itu hanya pantas dikenakan oleh orang-orang yang suci.”
Sang bijak itu pun termanggut-manggut. Sang Darwish pun melepas jubahnya dan mengakui kesalahan besar yang telah ia lakukan.
Anjing itu telah memberi hikmah kepadanya akan makna sebuah kesombongan.
Baca Juga: Tari Sufi, Pengingat Kematian Sarat Akan Cinta
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV