Dunia Adalah Penjara
Beranda islami | 7 Desember 2020, 23:40 WIBDalam pandangan seorang mukmin dunia ini tak lebih dari sebuah penjara, dimana ia tak dapat bebas sepuas-puasnya. Ia pun tak bisa mengumbar nafsu semaunya, karena ada aturan yang membatasi.
Bagaimana jika ia melalui batasan itu? Ia akan jatuh kedalam lembah kenistaan yang amat dalam dan berujung dengan penyesalan. Itulah hal yang dirasakan oleh seorang mukmin ketika hidup di dunia.
Sedangkan bagi orang kafir, dunia ini adalah puncak kenikmatan, lebih tepatnya dunia ini adalah surganya. Karena ia bebas melakukan hal apapun, menjalani semua hal yang menjadi kesenangannya tanpa ada yang melarang.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir." (HR. Muslim).
Di dalam lingkup penjara seorang mukmin, ia tak selalu bebas karena tuntutan menjalankan kataatan yang cukup berat. Ia pun terlarang dalam melakukan berbagai perkara yang diharamkan.
Sebagaimana dalam sebuah hadist, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya Allah telah menentukan batasan-batasan, janganlah kalian melampauinya. Juga menetapkan perkara-perkara wajib, janganlah kalian menyia-nyiakannya. Selain itu, juga mengharamkan beberapa hal, jangan pula kalian melanggarnya. Dan mendiamkan beberapa macam perkara, bukan karena lupa, tapi sebagai bentuk kasih sayang kepada kalian, maka terimalah dan janganlah kalian mencari-carinya." (HR. Hakim).
Adapula yang menganalogikan dunia itu bak bunga yang indah. Dengan warnanya yang merona serta bentuknya yang jelita, ia mengundang setiap mata manusia yang memandangnya dengan kekaguman untuk datang dan memetiknya.
Saat berpindah ke tangan pemetiknya pun masih tampak kecantikannya. Namun itu tak akan berlangsung lama, bunga yang indah akan segera layu, kering dan kemudian mati, tak lama setelah ia dipetik.
Sebagaimana gambaran hidup di dunia ini yang nampak menawan. Begitupun soal harta yang banyak, benda-benda kesenangan yang memesona, wanita cantik, anak-anak yang menyenangkan, jabatan yang tinggi dan segala hal yang menyita perhatian kita.
Seluruhnya nampak begitu menggoda dan mengundang kita untuk segera menikmatinya.
Padahal jika kita mau menahan sejenak keinginan kita untuk memetik bunga yang indah dan menyaksikan bahwa ada buah ranum yang akan datang di kemudian. Inilah ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Semuanya akan mati kecuali di hari akhir, ada sesuatu yang lebih kekal.
Begitupun mukmin yang memilih bersabar karena keyakinannya bahwa kehidupan dunia hanyalah kenikmatan semu yang melenakan.
Bahwa dunia bukanlah tempat beristirahat apalagi bersenang-senang.
Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menerangkan,
"Orang mukmin terpenjara di dunia karena mesti menahan diri dari berbagai syahwat yang diharamkan dan dimakruhkan. Orang mukmin juga diperintahkan untuk melakukan ketaatan. Ketika ia mati, barulah ia rehat dari hal itu. Kemudian ia akan memperoleh apa yang telah Allah janjikan dengan kenikmatan dunia yang kekal, mendapati peristirahatan yang jauh dari sifat kurang. Adapun orang kafir, dunia yang ia peroleh sedikit ataupun banyak, ketika ia meninggal dunia, ia akan mendapatkan azab (siksa) yang kekal abadi."
Maka bersabarlah dari segala maksiat dengan menahan diri.
Wallahu a’lam bish-shawab
Penulis : Agung-Pribadi
Sumber : Kompas TV