Surat Kepada Presiden Macron
Beranda islami | 4 November 2020, 19:42 WIBTuan Macron!
Kaum Muslim di sana percaya pada semua utusan Tuhan, dan bahkan mereka mencintai Yesus, yang juga merupakan utusan Tuhan, dengan cinta yang lebih dibanding kita mencintainya, termasuk ibundanya, Maria, yang namanya saya ambil sebagai nama depan saya karena cinta dan penghormatan kaum Muslim yang begitu besar untuk beliau dan bagaimana posisi beliau di mata kaum Muslim.
Tuan Macron!
Anda mungkin bertanya kepada saya, "Bagaimana ceritanya mereka bisa mencintai Yesus lebih dari kita dalam mencintainya?"
Perkenankan saya menjawab: - Benar, mereka mencintai Yesus lebih dari kita dalam mencintainya, karena negara kita telah menumpahkan darah orang yang tidak bersalah atas nama Kristus, memporak-porandakan tanah tempat tinggal mereka dan menjarah kekayaan mereka.
Kita menggunakan dan memanfaatkan apa yang kita ambil dari negeri-negeri Muslim, dan dengan berbagai cara kita berusaha mengambil upeti dari penguasa mereka, memaksakan proyek konsumsi komersil yang tidak membangun kepada mereka, menyebarkan kerusuhan di tengah-tengah mereka, dan kemudian menjual senjata kepada mereka agar membunuh satu sama lain. Tapi, kita tetap memperlakukan mereka sebagai teroris, meskipun mereka tahu bahwa sebenarnya kitalah terorisnya, bukan mereka!
Namun, dari kesemuanya ini, mereka tetap memperlakukan saya dan sandera lainnya dengan akhlak Yesus yang telah kita ajarkan di gereja-gereja, tetapi sayangnya, tidak benar-benar kita terapkan!
Tuan Macron!
Yang terakhir… Saya tidak ingin mengumumkan ke-Islaman saya di Mali, agar saya tidak dianggap telah masuk Islam karena paksaan dan ancaman. Saya memutuskan mengumumkan ke-Islaman saya setelah tiba di tanah Prancis agar saya bisa menyampaikan pesan Islam kepada jutaan orang Prancis dan Eropa; sebagaimana juga kepada seluruh umat Kristen dan orang-orang ateis!
Tuan Macron!
Agama ini, Islam yang kalian perangi, siang dan malam, telah menggerakkan hati dan menggelayuti pikiran saya. Saya tidak kembali lagi ke negara ini hanya karena berharap kemewahan beserta keindahannya, dan merasa lebih indah dari Mali yang malang dan sederhana. Lebih dari itu semua, saya memutuskan untuk kembali ke negara ini, untuk mengajak keluarga dan orang yang saya cintai untuk masuk Islam, karena saya ingin mereka turut merasakan manisnya menyembah Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, sebagaimana yang saya rasakan, yang tiada Tuhan selainNya, yang darinya kita berharap kebaikan di dunia akhirat.
Saya mengajak Anda kepada Islam, dan mengakhiri sangkaan-sangkaan tentang agama agung ini, yang sudah dinubuwatkan oleh semua nabi dan rasul semenjak zaman nabi Adam, yang kemudian disampaikan kembali oleh Yesus dan ditutup oleh manusia terbaik di muka bumi ini, Muhammad, semoga sholawat dan salam senantiasa terlimpah atasnya.
Sophie Pétronin
Sophie Petronin dibebaskan pada Kamis (8/10) dan tiba di bandara Villacoublay Barat Daya Paris pada hari Jumat. Di mana dia disambut oleh Presiden Emmanuel Macron.
Petronin keluar dari pesawat dengan kepala tertutup kain seperti yang dilakukan wanita Muslim. Dia melambai kepada semua orang yang hadir di bawah sana dari dalam pesawat, turun dan bertemu Macron tepat di tangga pesawat,
Ia berhenti sebentar, melihat wajahnya dan berkata dalam bahasa Prancis, "Saya telah masuk Islam, saya bukan lagi Sophie Petronin seperti sebelumnya tapi sekarang saya Maryam Petronin.
Saya tidak mengumumkan ini sebelumnya di Mali, agar orang tidak salah paham bahwa saya mungkin dipaksa masuk Islam. Saya ingin mengumumkan ini hanya ketika saya bebas atas kemauan saya sendiri dan penculik saya telah memperlakukan saya dengan baik."
Penulis : Agung-Pribadi
Sumber : Kompas TV