Ayah Tak Percaya Yodi Prabowo Bunuh Diri: Penyelidikan Polisi Banyak Kejanggalan
Kriminal | 26 Juli 2020, 10:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ayah Yodi Prabowo, Suwandi, meragukan hasil penyelidikan aparat kepolisian yang menyebut bahwa anaknya tewas karena bunuh diri.
Dia mengaku tak percaya Yodi Prabowo bunuh diri. Bukan tanpa alasan, Suwandi memiliki sejumlah kejanggalan yang dirasakannya atas penetapan kematian anaknya.
"Saya terus terang sebagai orang tua kecewa dengan kesimpulan itu karena nggak mungkin anak saya bunuh diri," jelas Suwandi dilansir dari WartaKota, Minggu (26/7/2020).
Baca Juga: [FULL] Anaknya Diduga Bunuh Diri, Ini Tanggapan Orang Tua Yodi, Editor Metro TV
Kesimpulan Polisi Banyak Kejanggalan
Ada sejumlah fakta yang diyakini Suwandi, anak sulungnya tidak mengakhiri hidupnya karena bunuh diri.
Pertama, tak ada satupun bercak darah yang menempel pada pakaian yang dikenakan korban pada saat ditemukan di sisi Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
"Kalau dia bunuh diri di TKP (Tempat Kejadian Perkara) ada tusukan empat kali, tiga kali tidak dalam yang satu dalam," tambahnya.
Suwandi menjelaskan terdapat banyak kejanggalan dalam kesimpulan atas hasil penyelidikan pihak kepolisian.
Pasalnya, ia menilai tak ada satupun bercak darah pada tubuh maupun pakaian yang dikenakan pada anaknya saat ditemukan tewas.
Ia menilai bahwa jika Yodi bunuh diri, maka akan menyisakan banyak bercak darah yang tertinggal di lokasi maupun pakaian almarhum.
"Paling enggak kalau dia menusuk pasti akan ada pendarahan, darah akan lari ke celana dan sekujur tubuh dan bajunya," ungkap Suwandi.
Lebih lanjut, Suwandi menyoroti adanya kondisi tusukan di leher Yodi Prabowo.
"Sudah gitu ada kondisi tusukan di sini (leher-red) terus kondisi anak saya ditemukan masih pakai masker, helm. Paling tidak darah ke masker, ke helm walaupun dia sudah tiga hari pasti ada bekasnya," tegasnya.
Baca Juga: Misteri Kematian Editor Metro TV Terungkap, Keluarga Kecewa Yodi Disebut Depresi
Tak Percaya Depresi
Selain itu, Suwandi tidak percaya anaknya mengalami depresi seperti yang disampaikan.
Hal tersebut dikarenakan sehari-hari anaknya masih bekerja, bahkan mengantar ibunya mencari tukang urut untuk adiknya.
"Tadi dikatakan bahwa anak saya depresi, dari hasil labfor, dari hasil RSCM, kemudian anak saya, seperti yang Mbak ketahui itu, tapi di hari-harinya itu dia tidak menampakkan depresi, bahkan dia berangkat bekerja, masih mau mengantar ibunya untuk cari tukang urut yang bagus, karena adiknya itu tidak bisa berjalan," papar Suwandi.
Ayah Yodi Prabowo itu meyakini anaknya hidup dengan penuh harapan.
"Kalau orang depresi, ini menurut saya awam ya, kalau dia depresi, paling nggak dia tidak bisa kerja, tidak punya harapan. Dia punya harapan," katanya.
"Hari-hari ini punya harapan, ada satu sebelum kejadian ini mungkin kurang-lebih satu bulan dia mencari uang tambahan karena berkeinginan untuk menikah," tegas Suwandi.
Baca Juga: Polisi Ungkap Sebab Jenazah Editor Metro TV Yodi Prabowo Berada di Pinggir Jalan Tol JORR
Yodi Prabowo Diduga Bunuh Diri
Sebelumnya diketahui dalam penyelidikan ini, polisi menyimpulkan bahwa kematian Yodi Prabowo akibat bunuh diri.
"Dari beberapa faktor penjelasan dari TKP, keterangan ahli, keterangan saksi, olah TKP, keterangan lain dan bukti petunjuk lain, penyidik sementara ini berkesimpulan bahwa yang bersangkutan diduga kuat melakukan bunuh diri," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat pada Sabtu (25/7).
Tubagus mengatakan, kesimpulan itu didapat penyidik dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan ahli, bukti-bukti yang ada serta fakta-fakta yang diperoleh di lapangan juga petunjuk-petunjuk yang ada.
Salah satu fakta yang ditemukan polisi adalah tidak ada ceceran darah di tempat lain. "Fakta kedua tidak ditemukan ada ceceran darah di tempat lain," kata Tubagus.
Sampel darah yang ada di TKP adalah darah korban. Berikutnya, polisi menemukan adanya rambut di sekitar penemuan jenazah korban, dan setelah dicek ternyata milik korban.
"Satu bilah pisau ditemukan saat di TKP, nanti ada kaitannya dengan penjelasan berikut. Di TKP ditemukan rambut, rambut ini sudah dicek dan ini milik korban," jelas Tubagus.
Baca Juga: Ini Faktor yang Buat Editor Metro TV Yodi Prabowo Depresi Hingga Bunuh Diri
Penemuan Jasad Yodi Prabowo
Untuk diketahui, kasus kematian editor Metro TV Yodi Prabowo menyita perhatian publik.
Setelah 2 pekan setelah penemuan jasad Yodi Prabowo, pihak kepolisian akhirnya membuka hasil penyelidikan tersebut.
Jenazah Yodi Prabowo sendiri ditemukan di pinggir Tol Jorr, Ulujami, Pesanggarahan, Jakarta Selatan pada Jumat (10/7). Polisi menemukan dua luka tusuk pada bagian dada dan leher pada jenazah Yodi Prabowo.
Kasus ini kemudian mendapat atensi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana yang kemudian membentuk tim khusus guna mengungkapkan kasus kematian editor Metro TV tersebut.
Tim khusus ini dipimpin oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Kapolres Jaksel Kombes Budi Sartono, Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, dan AKP Resa F Marasabessy ini kemudian bergerak cepat dengan memeriksa total 34 saksi.
Selama dua pekan terakhir, polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebanyak tiga untuk mendapatkan petunjuk.
Polisi juga turut serta mengerahkan bantuan anjing pelacak (K-9) guna melacak jejak kematian Yodi Prabowo.
Selama proses penyelidikan ini, ada beberapa saksi yang diperiksa ulang agar polisi mendapatkan kepastian terkait peristiwa tersebut.
Olah TKP juga dilakukan secara cermat dan berulang-ulang. Polisi juga telah mengecek sejumlah rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi kejadian dan tempat lain.
Baca Juga: Ayah Editor Metro TV Yodi Prabowo: Banyak Kejanggalan dari Pemaparan Polisi Soal Kematian Anaknya
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV