> >

Kasihan, Nenek Runtikah Kehilangan Uang BLT Rp1,4 Juta yang Disimpan di Bawah Bantal

Peristiwa | 18 Juli 2020, 14:51 WIB
Rumah Runtikah (83) di Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. (Sumber: KOMPAS.COM/HANDOUT))

KEBUMEN, KOMPAS.TV - Malang benar nasib nenek Runtikah. Dirinya harus kehilangan uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) Rp1,4 juta miliknya.

Nenek Runtikah yang usianya sudah 83 tahun, hidup seorang diri di sebuah gubuk di Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.

Sang nenek juga kehilangan penglihatannya. Di tengah kondisi itu, masih saja ada yang tega mencuri uang BLT miliknya.

Baca Juga: Seorang Wanita Tertangkap Basah Mencuri Di Swalayan

Total ada uang Rp1,4 juta yang dia taruh di dalam BH yang disimpan di bawah bantal.

“Kalau maaf  BH lama kan ada kantongnya, uang disimpan di situ, digulung, ditempatkan di bawah bantal. Mbah Runtikah baru sadar uangnya hilang sore harinya,” ujar pegiat sosial yang peduli terhadap Runtikah, Hadi Nugroho, Jumat (17/7/2020) dikutip dari Kompas.com.

Uang tersebut diduga hilang saat Runtikah berada di kamar mandi. Namun, tak diketahui siapa yang mengambilnya.

Baca Juga: Paus Orca yang Viral Dipeluk Warga di Pantai Inobonto Ternyata Masih Bayi

Hadi mengungkapkan kondisi Runtikah yang kehilangan indra penglihatannya menyulitkan dia untuk beraktivitas.

Untuk ke kamar mandi, dia harus mengikuti tali yang dipasang tetangganya sebagai penunjuk arah.

Nenek Runtikah pun hanya bisa mengandalkan bantuan dari masyarakat sekitar untuk kehidupan sehari-hari.

Nenek Runtikah sendiri terdata sebagai penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) Rp600.000 per bulan.

Baca Juga: Test Swab untuk Pengendara Ojol, Syarat Wajib untuk Angkut Penumpang

Dia pun sudah dua kali menerima BST selama pandemi Covid-19. Kejadian ini pun membuat Hadi tergerak untuk membantunya.

“Para tetangga, perangkat dan petugas terkait berusaha mencari, tapi tidak ketemu. Justru dari situ saya semakin tergerak untuk mencari gantinya,” kata Hadi.

“Kami menggalang dana melalui WhatsApp Group "Sedulur Kebumen", di situ ada jajaran Forkompinda, pengusaha dan lain-lain. Sambil berkoordinasi dengan desa dan camat, kami sepakat untuk membuatkan rumah,” tambahnya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU