Tak Hanya Siapkan Psikolog, Risma juga akan Bantu Pendidikan 4 Bocah Korban Pencabulan
Kriminal | 12 Juli 2020, 13:42 WIBKOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini prihatin atas kasus pencabulan yang dilakukan seorang kakek berinisial IBR (56), terhadap 4 bocah di Surabaya, Jawa Timur.
Risma mengaku telah menyiapkan psikolog hingga psikiater untuk membantu memulihkan keempat korban dari trauma yang dialami.
"Supaya anak-anak tidak trauma dan lekas sembuh, kita panggilkan psikolog dan jika belum bisa nanti juga perlu psikiater," kata Risma seusai menemui korban di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (11/7/2020).
Tidak hanya itu, Risma juga mengaku akan membantu salah satu korban pencabulan yang tidak memiliki orangtua tersebut untuk tinggal di shelter milik Pemkot Surabaya agar dapat dirawat dan disekolahkan.
Sedangkan, beberapa korban yang tidak memiliki akta kelahiran dan data kependudukan juga akan dibantu diselesaikan Pemkot Surabaya.
"Nanti kita bantu uruskan aktanya. Karena ada dari mereka yang ditinggalkan oleh orangtuanya," ujar Risma.
Baca Juga: Kasus Pencabulan Anak di Surabaya, Risma Janji Berikan Terapi Psikis
Kasus Pedofilia Kakek IBR
Seperti diketahui, kasus pedofilia yang dilakukan seorang kakek berinisial IBR itu berhasil terungkap setelah salah satu keluarga korban melaporkannya kepada polisi.
Pasalnya, akibat perbuatan bejat yang dilakukan pelaku tersebut korban mengalami trauma berat.
"Korban ini sampai ketakutan kalau lihat tersangka. Kemudian ada perubahan fisik dan perilaku dari salah satu korban yang membuat curiga orangtuanya. Setelah ditanya, ternyata mengaku sudah dicabuli tersangka," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, AKBP Ganis Setyaningrum, Jumat (10/7/2020).
Setelah dilakukan pengembangan penyelidikan, ternyata ada tiga korban lainnya yang mengalami hal serupa. Keempat pelaku tersebut di antaranya berusia berusia 5, 7, 8, dan 10 tahun.
Adapun modus pelaku untuk melancarkan aksinya yaitu dengan cara memberikan iming-iming es krim hingga ponsel kepada korban.
Dari pengakuan yang disampaikan pelaku kepada polisi, aksi yang dilakukan IBR tersebut ternyata sudah terjadi sejak 2019. Oleh karena itu, Ganis menduga masih ada korban lainnya yang masih belum terungkap.
Baca Juga: LPSK Fokus Pulihkan Psikologis Korban Pencabulan Oknum P2TP2A
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV