PPDB Saat Pandemi, Puluhan Orangtua di Bandung Malah Minta Daftarkan Anaknya Langsung di Sekolah
Berita daerah | 25 Juni 2020, 21:27 WIBBANDUNG, KOMPAS.TV – Selama pandemi Covid-19 ini, seharusnya Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 tahap 2 dilakukan secara online.
Baca Juga: Pengumuman Hasil Seleksi PPDB Jabar 2020 Tahap 1, Pendaftar 204.845 Tapi yang Lolos Hanya Separuhnya
Dalam aturan yang baru pun disebutkan bahwa selama wabah virus corona, orang tua siswa harus daftar secara daring (online).
Namun demikian, hal itu tidak terlaksana di daerah Bandung, Jawa Barat, khususnya di SMAN 9 Bandung.
Memasuki hari pertama PPDB 2020 tahap 2 ini, justru puluhan orangtua ditemani anaknya mendatangi sekretariat sekolah SMAN 9 Bandung.
Mereka yang menyambangi sekolah negeri itu datang dengan serta merta membawa map berisi dokumentasi seputar syarat agar dapat mendaftar di sekolah tersebut.
“Kita tanya, pak, bu, ada keperluan apa? Mereka jawab mau mendaftar,” ujar Panitia Informasi dan Pengaduan SMAN 9 Bandung, Iwan Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga: Evaluasi Syarat Usia Dalam PPDB Online DKI Jakarta
Menurut keterangan Iwan berdasarkan identifikasinya, ada dua alasan kenapa para orangtua itu nekat menyanggongi kantor sekolah.
Iwan menjelaskan, pertama adalah orangtua tidak tahu harus mendaftar online dan tidak mengerti cara mendaftar online.
Kedua, mereka sudah mendaftar online tapi namanya belum muncul di PPDB online Jabar karena belum diverifikasi sekolah.
“Aturannya kan, orangtua mendaftar, kemudian sekolah memverifikasi, kemudian muncul datanya di PPDB online,” tutur Iwan.
Iwan melanjutkan, melihat puluhan orangtua itu yang datang, dia merasa tidak mungkin sekolah menyuruh pulang.
Akhirnya panitia mendapatkan pekerjaan tambahan yakni membantu orangtua mendaftar sekolah secara online di tempatnya bekerja.
Baca Juga: Tahapan Proses dan Seleksi PPDB 2020 DKI Jakarta via Online
Akibatnya, karena pekerjaan tambahan ini, kemungkinan pengerjaan verifikasi membutuhkan waktu lebih lama.
“Sudah biasa kami mah. Bisa jadi hari ini sampai jam 10 malam lagi,” kata Iwan, seraya bersabar.
Kondisi ini, Iwan menganalisa, disebabkan kurangnya sosialisasi.
Seharusnya, alur sosialisasi dari Dinas Pendidikan Jawa Barat ke Disdik kota/kabupaten lalu ke sekolah, guru, terakhir orangtua.
“Nah, saya enggak tahu dimana putusnya alur sosialisasi ini,” ungkap Iwan.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV