Pemuda Jadi Korban Salah Tangkap, Dituduh Curi Motor, Mata Dilakban dan Dipukuli Polisi
Berita daerah | 19 Juni 2020, 11:51 WIBMERANGIN, KOMPAS TV - Warga Perumahan Puri Kencana Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Jambi, bernama Badia Raja Situmorang, menjadi korban salah tangkap anggota Satreskrim Polres Maringin.
Kasus tersebut terungkap setelah pihak keluarga dan korban melaporkan penangkapan pria berusia 26 tahun itu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk meminta bantuan atau pendampingan.
Kuasa Hukum Badia Raja Situmorang, Abi Djaelani, mengatakan korban yang berusia 26 tahun itu ditangkap pada Selasa, 9 Juni 2020 sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca Juga: Salah Tangkap Maling Ponsel, Seorang Pria Telanjur Babak Belur Dihajar Polisi
Ketika itu, kata Abi, korban tengah bermain game online di sebuah warnet yang berlokasi di Kota Bangko.
Tanpa disadari, tiba-tiba saja datang sejumlah orang yang mengaku sebagai polisi dan langsung memintanya untuk ikut ke Mapolres Merangin.
Raja pun tak membantah. Ia mengikuti perintah para anggota tersebut karena merasa yakin tidak melakukan pelanggaran hukum.
Tak hanya itu, ia beranggapan nasibnya akan aman karena salah satu anggota polisi yang menjemputnya itu teman baiknya yang dikenal saat masih remaja.
Baca Juga: Polisi Nyamar Jadi Pembeli Narkoba Diteriaki Maling dan Dipukuli Pengedar, Uang Rp7 Juta Dirampas
Tapi setelah masuk ke dalam mobil, Raja bukan dibawa ke Mapolres Merangin. Melainkan dibawa Pos Buser Pasar Bawah Kota Bangko.
Setelah tiba di lokasi tersebut, Raja diinterogasi oleh beberapa orang yang menjemputnya itu terkait kasus pencurian sepeda motor.
Karena merasa tidak mencuri, Raja berusaha menjawab jujur kepada polisi dengan membantah tuduhan pencurian tersebut.
Saat itu, polisi menuding Raja berbobong. Sontak, Raja langsung mendapat pukulan dari anggota polisi tersebut.
Baca Juga: Pria Dituding Curi Ponsel, Dijemput di Rumah Lalu Dianiaya Polisi Hingga Cedera Sekujur Tubuh
Tak hanya sekali, Raja dianiaya polisi yang menangkapnya. Berkali-kali pukulan demi pukulan mendarat ke wajahnya. Raja dipaksa mengakui perbuatan yang tidak pernah ia lakukan.
Karena tak tahan dengan penganiayaan itu, Raja sempat berteriak meminta pertolongan warga. Namun, tidak ada yang membantunya.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV