> >

Risma Yakin Bisa Memutus Penyebaran Covid-19 di Surabaya Lewat Perwali dan Tes Massal Gratis

Berita daerah | 17 Juni 2020, 10:56 WIB
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Sumber: KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

SURABAYA, KOMPAS TV - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, memaparkan cara yang dilakukannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Pemaparan itu dia sampaikan langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) ,Muhajir Effendy, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Risma menjelaskan setelah PSBB tidak diperpanjang, ia langsung menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pingsan Karena Kelelahan, Kini Kondisi Risma Berangsur Membaik

Dalam Perwali tersebut, Risma membuat aturan secara detail tentang berbagai protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga di berbagai bidang di Kota Surabaya.

"Saya yakin kalau itu semua bisa diterapkan dengan baik, kami yakin akan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini," kata Risma kepada Menko PMK Muhadjir di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Dilansir dari Kompas.com, Risma mengatakan data terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya memang tinggi.

Namun, tingginya kasus Covid-19 di Surabaya lantaran pihaknya masif menggelar rapid test dan tes swab massal gratis di berbagai titik.

Menurutnya, tes massal ini sangat penting untuk mencari dan melacak siapa saja yang terkena Covid-19 atau yang sudah aman. Sudah 19 hari tes Covid-19 massal berlangsung sampai saat ini.

Baca Juga: Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, Cara Baru Risma Akhiri Penyebaran Virus Corona

"Jadi, kami memang mencari Pak. Sebab, kalau tidak kami cari, orang-orang yang terkena virus itu akan tambah bahaya," ujar Risma.

Dalam kesempatan itu, Risma mengaku merasa bersyukur mendapat bantuan mobil laboratorium dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dari bantuan itulah, setiap hari selalu ada rapid test dan tes swab massal di Kota Surabaya. Warga Surabaya pun disebut Risma sangat antusias mengikuti tes tersebut karena gratis. 

"Bagi warga yang rapid test-nya reaktif, langsung kami tes swab. Nah, sembari menunggu hasil tes swabnya itu, mereka kami isolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji bagi yang tidak menunjukkan gejala,” kata Risma.

“Sedangkan bagi warga yang tes swabnya positif dan sudah menunjukkan gejala, langsung kami rawat di rumah sakit.”

Baca Juga: Akhirnya!! Permintaan Risma Disetujui, Khofifah Tak Perpanjang PSBB Surabaya

Di samping itu, Risma menuturkan sejak awal Pemkot Surabaya sudah masif melakukan tracing dan pengelompokan atau klaster terkait pasien Covid-19.

Dengan demikian, saat ini bisa diketahui orang-orang yang berstatus OTG, ODP, PDP, dan konfirmasi Covid-19. Saat ini, data tersebut sudah dikantonginya, termasuk data-data tracing sejak awal hingga saat ini.

"Alhamdulillah, sampai hari ini tidak keluar dari data kami. Biasanya, pertambahan positif itu berasal dari ODP atau PDP yang baru keluar swabnya dan ternyata positif, dan itu sudah kami pantau," tutur Risma.

Selain melakuan pelacakan langsung, Risma juga sampai saat ini masih gencar membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Lewat kampung tangguh, masyarakat diminta berpartisipasi dan berperan aktif menekan penyebaran Covid-19.

Untuk memastikan program ini berjalan baik, RIsma bahkan sudah berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya.

Diharap, pembentukan kampung tangguh hingga ke tingkat RW se-Kota Surabaya. Adapun saat ini sudah ada 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tangguh tersebut.

Baca Juga: Risma Tak Perpanjang PSBB di Surabaya Karena Alasan Ekonomi

"Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat di tingkat bawah. Kalau ini maksimal di tingkat bawah, saya yakin bisa menghambat penyebarannya," kata Risma.

Lebih lanjut, Risma menjelaskan tentang protokol kesehatan di berbagai bidang sesuai landasan Perwali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Ia menuturkan, di pasar sudah dilakukan penataan, termasuk pula di mal, hotel, tempat ibadah, transportasi dan berbagai bidang lainnya.

"Jadi, kami ada kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, pasar tangguh dan berbagai bidang lainnya. Ini penting supaya warga ikut sadar dan bersama-sama melawan Covid-19 ini," kata Risma.

Mendengar penjelasan Risma, Menko PMK Muhajir Effendy menyuruh salah satu stafnya untuk meminta kepala daerah lain di Indonesia, khususnya kepala daerah yang di wilayahnya itu banyak kasus Covid-19 bisa belajar kepada Risma.

Baca Juga: Risma Terus Lakukan Sosialisasi untuk Tingkatkan Kedisiplinan Warga!

"Suruh belajar ke sini mereka (Bupati atau Wali Kota yang daerahnya banyak kasus Covid-19) biar tahu," kata Muhajir.

Saat itu, Muhajir juga meminta salah satu staf Risma untuk menyusun pemaparan Risma lebih detail dan lebih akurat. Tujuannya, agar semua orang bisa menerapkannya dengan baik.

"Supaya semua upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Risma bersama jajarannya itu bisa dipelajari oleh semua orang," ujar Muhajir.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU