Sebelum Jenazah Dibuang ke Laut, ABK Indonesia Menderita Sesak Nafas dan Tubuh Bengkak-bengkak
Berita daerah | 10 Mei 2020, 00:59 WIBPULAU PADANG, KOMPAS TV - Pemuda berusia 24 tahun asal Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, bernama Sepri menjadi salah satu anak buah kapal (ABK) yang berada di kapal Long Xing 629 milik China.
Sepri salah satu ABK yang tewas karena kelelahan bekerja di kapal ikan tersebut. Sebelum meninggal dunia, Sepri sempat sakit.
Dari keterangan perusahaan tempatnya bekerja, Sepri menderita sesak nafas. Tubuhnya pun disebut bengkak-bengkak.
Demikian disampaikan oleh Rita Andri Pratama, kakak perempuan Sepri kepada Kompas.com pada Sabtu (9/5/2020).
Baca Juga: Ada Dugaan Perdagangan Manusia pada ABK, Menlu Minta Investigasi Kapal
Rita menceritakan, sebelum adiknya meninggal, pihak keluarga dihubungi perusahaan via telepon. Pihak perusahaan meminta perwakilan keluarga Sepri datang ke kantor perusahaan tenaga kerja yang berada di Pemalang, Jawa Tengah.
Ketika itu, pihak keluarga sempat menolak datang karena jaraknya yang cukup jauh. Lalu meminta kepada pihak perusahaan untuk menyampaikan informasinya melalui telepon saja.
Tapi, pihak perusahaan tidak bersedia karena menilai tidak etis apabila informasi yang hendak disampaikan melalui sambungan telepon. Karena itu, keluarga Sepri dipaksa datang ke Pemalang.
Pihak keluarga Sepri mengalah, lalu memutuskan berangkat ke Pemalang. Sesampainya di sana, pihak perusahaan menjelaskan mengenai kondisi Sepri yang ketika itu dalam kondisi sakit.
“Katanya, Sepri sesak napas dan bengkak-bengkak,” ujarnya.
Baca Juga: 120 WNI ABK Kapal Pesiar Jerman Dipulangkan Karena Pandemi Corona
Tak lama setelah mengalami sakit, keluarga kembali mendapat kabar jika Sepri telah meninggal dunia dan jenazahnya dilarung ke laut.
Informasi itu disampaikan kepada pihak keluarga hanya melalui selembar surat berbahasa China. Menurut keterangan pihak perusahaan, Sepri sudah diberi perawatan dan diinfus oleh tim medis kapal, namun nyawa Sepri tidak bisa diselamatkan.
Sepri diketahui meninggal dunia terlebih dahulu yaitu tanggal 21 Desember 2019. Jenazahnya lalu dilarung ke laut oleh pihak kapal tempatnya bekerja.
Rita menuturkan, keluarganya sempat menanyakan alasan jenazah Sepri tidak dikrim ke Indonesia, tapi malah dilarung ke laut. “Lalu dijawab pihak perusahaan karena komunikasi saat itu susah,” ujar Rita.
Baca Juga: Viral Dugaan Eksploitasi ABK, Migrant Care Minta Lakukan Investigasi
Rita menambahkan, secara hati nurani pihak keluarga tidak menerima jenazah adiknya dilarung ke laut. Rita juga berharap masalah kematian adiknya dan pelarungannya ke laut diselesaikan pemerintah setuntas-tuntasnya.
“Kami berharap masalah ini dapat diselesaikan oleh pemerintah setuntas-tuntasnya,” ujar Rita
Seperti diketahui beberapa hari ini di sejumah media massa ramai diberitakan adanya dua ABK sebuah kapal China asal Indonesia yang mayatnya dilbuang ke laut.
Masalah itu bahkan mendapat perhatian oleh Pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV