Rumah Persembunyian KKB Ternyata Milik Karyawan PT Freeport Indonesia
Berita daerah | 11 April 2020, 14:49 WIBPAPUA, KOMPAS TV - Polres Mimika terus menelusuri keberadaan rumah kayu di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika, Papua yang dijadikan markas persembunyian Kelompok Krimnal Bersenjata (KKB).
Hasilnya, rumah yang juga dijadikan untuk penyimpanann sejumlah amunisi itu ternyata milik seorang karyawan PT Freeport Indonesia, Ivan Sambon. Ivan Sambon diketahui bekerja di bagian keamanan atau sekuriti di perusahaan itu.
“Dari hasil pemeriksaan oleh penyidik rumah tersebut milik Ivan Sambon,” kata Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, melalui keterangan resminya yang diterima di Jakarta pada Sabtu (11/4/2020).
Era menjelaskan, aparat gabungan TNI-Polri sempat terlibat baku tembak di rumah itu saat melakukan penyergapan hingga menewaskan dua anggota KKB berinisial TK dan MK.
Baca Juga: Markas Persembunyian KKB Disergap TNI-Polri, 4 Orang Berhasil Kabur Bawa Senjata Api
TK diketahui merupakan komandan lapangan dari anak buah KKB pimpinan Lekagak Telenggen yang bermarkas di wilayah Distrik Yambi, Kabupaten Puncak Jaya.
Berdasarkan hasil penyelidikan TK terlibat langsung dalam penembakan yang terjadi di Kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana, pada Senin (30/3/2020).
"Terkait dengan dua orang yang meninggal dunia di TKP, Polres Mimika sudah berhasil melakukan identifikasi yaitu TK dan MK," kata Era
Lebih lanjut, Era menambahkan, saat ditelusuri ke dalam rumah, ternyata ditemukan barang bukti berupa amunisi, senjata rakitan dan beberapa senjata tajam.
“Dari hasil keterangan Ivan Sambon, barang-barang itu milik KKB yang tinggal di rumahnya," tutur Era.
Era mengatakan, rumah tersebut dijadikan tempat persembunyian KKB usai melakukan penyerangan Kantor PT Freeport Indonesia di Kuala Kencana pada Senin (30/3/2020).
Dalam peristiwa itu, seorang Warga Negara Asing (WNA) asal New Zeland bernama Graeme Thomas Weal (57) meninggal dunia. Sedangkan dua karyawan lainnya bernama Jibril MA Bahar (49), dan Ucok Simanungkalit (57) terluka.
Baca Juga: Kronologi Terbongkarnya Markas Persembunyian KKB, Berawal dari Interogasi Penyuplai Amunisi
Era memastikan proses penyelidikan terhadap jaringan TK maupun anggota KKB lainnya masih akan berlanjut. Pihaknya pun akan menyampaikannya secara transparan.
Era pun meminta kepada masyarakat jangan percaya terhadap media yang menuduh aparat menembak masyarakat tanpa ada dasar.
"Aparat sudah melakukan upaya paksa sesuai SOP yang ada, seperti saudara Ivan yang ditangkap dalam keadaan sehat karena tidak melakukan perlawanan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (9/4/2020) dua anggota KKB tewas dalam kontak senjata dengan aparat gabungan TNI-Polri di Jalan Trans Nabire, Kampung Jayanti, Distrik Iwaka, Mimika.
Keduanya tewas setelah terlibat kontak tembak dengan aparat gabungan. Ketika itu, aparat gabungan akan menyergap kelompok tersebut disebuah rumah kayu yang dijadikan tempat persembunyian.
Selain menewaskan 2 anggota KKB, seorang berinisial IS (Ivan Sambom) juga berhasil diamankan.
Penyergapan dilakukan setelah sebelumnya aparat mengamankan enam orang sebagai penyuplai bama kepada KKB, pada Selasa (7/4/2020) lalu.
Baca Juga: 2 Anggota KKB Penyerang PT Freeport Tewas Saat Baku Tembak dengan TNI-Polri
Dimana, dari hasil interogasi dan penyelidikan di lapangan serta dari beberapa informasi, tim kemudian melakukan analisa dugaan tempat persembunyian KKB.
Aparat sudah bisa memetakan lokasi tempat persembunyian KKB, serta jariangannya yang mendukung kelompok separatis tersebut.
Era memastikan, pihaknya akan tetap melakukan tindakan tegas dengan melakukan pegejaran terhadap KKB yang telah melakukan tindakan melawan hukum.
"Sampai saat ini aparat gabungan TNI Polri masih melakukan pengejaran terhadap KKB. Untuk mencegah masuknya dukungan bama dan amunisi, akan ada peningkatan patroli dan razia terutama di daerah jalur perlintasan KKB," kata Era.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV