Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Siswa SMPN 6 Tasikmalaya Delis Sulistina
Berita daerah | 12 Maret 2020, 11:16 WIBTASIKMALAYA, KOMPAS TV - Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Delis Sulistina, oleh ayah kandungnya sendiri bernama Budi Rahmat (45) pada Kamis (12/3/2020).
Ada dua lokasi berbeda yang menjadi tempat rekonstruksi terkait kasus pembunuhan tersebut. Pertama, sebuah rumah kosong yang berada di Jalan Laswi tak jauh dari tempat pelaku bekerja. Kedua, gorong-gorong di depan SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lapangan, polisi terpaksa menutup ruas jalan di dua lokasi rekonstruksi tersebut.
"Ya, kedua jalan ditutup dulu sementara demi keamanan proses rekonstruksi. Kepada seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya mohon maaf karena penutupan sementara ini," kata Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Anom Karibianto di Taskimalaya, Jawa Barat, Kamis (12/3/2020).
Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Siswa SMP Delis Sulistina: Saya Cekik Sampai Tubuhnya Terangkat
Mobil tahanan pelaku dan beberapa petugas Polres Tasikmalaya Kota yang dipimpin langsung AKBP Anom pun telah hadir di lokasi pertama.
Selain polisi, terlihat datang ke lokasi perwakilan dari Kejaksaan Tasikmalaya. Warga sekitar pun mulai berdatangan untuk melihat secara langsung proses reka ulang kasus pembunuhan anak oleh ayah kandungnya sendiri.
Sampai berita ini diturunkan, proses rekonstruksi belum dimulai dan pelaku masih berada di mobil tahanan dengan penjagaan ketat anggota Kepolisian.
Diberitakan sebelumnya, Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap misteri kematian Delis Sulistina, siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (27/1/2020).
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, pembunuh siswa SMP berusia 13 tahun itu ternyata ayahnya sendiri, Budi Rahmat.
Baca Juga: Polisi Tambah 5 Tahun Hukuman Penjara pada Pembunuh Siswa SMP Delis Sulistina
Anom Karibianto, mengungkapkan alasan pelaku nekat membunuh korban karena kesal dimintai uang sebesar Rp400 ribu.
Uang sebanyak itu diketahui diperlukan korban untuk membiayai kegiatan study tour ke Bandung yang diadakan sekolah.
Dari keterangannya kepada polisi, pelaku merasa emosi lantaran tak memiliki uang sebanyak itu. Namun, anaknya tetap ngotot meminta uang tersebut untuk ikut kegiatan sekolah.
“Delis sebagai korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri karena emosi korban meminta uang untuk biaya studi tour sekolahnya ke Bandung,” kata Anom.
Anom menjelaskan, pelaku membunuh korban dengan cara mencekiknya di sebuah rumah kosong dekat tempat kerja pelaku. Sebelumnya, keduanya memang terlibat cek cok.
Baca Juga: Sebelum Dibunuh Ayahnya, Siswa SMPN 6 Tasikmalaya Delis Sulistina Minta Uang Rp400 Ribu
"Awalnya korban minta uang Rp400 ribu, tapi tak bisa dipenuhi pelaku. Lantas, keduanya terlibat cek cok sampai pelaku emosi mencekik korban sampai tewas," ujar Anom.
Setelah dipastikan tewas, lanjut Anom, pelaku pun sempat membiarkan jasad anaknya berada di rumah kosong tersebut. Kemudian pelaku kembali melanjutkan pekerjaannya.
Baru setelah pulang kerja, pelaku membawa jenazah anaknya itu ke sekolah memakai sepeda motor. Selanjutnya, pelaku membuang jasad anaknya ke gorong-gorong SMPN 6 Tasikmalaya.
"Setelah mengakui anaknya tewas, pelaku langsung membawa jenazah korban ke gorong-gorong sekolahnya sekaligus tempat penemuan mayat korban sebulan lalu," kata Anom.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV