Kak Seto Minta Remaja Pembunuh Balita di Sawah Besar Tak Ditahan
Berita daerah | 10 Maret 2020, 16:28 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, angkat bicara terkait kasus pembunuhan yang dilakukan remaja berusia 15 tahun berinisial NF terhadap balita berinisial APA di Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Psikolog anak yang biasa disapa Kak Seto itu mengapresiasi pihak kepolisian yang bergerak cepat mengungkap kasus tersebut.
Namun demikian, dia meminta polisi untuk tidak menahan pelaku NF. Melainkan dirujuk untuk menjalani rehabilitasi.
“Kami apresiasi kepolisian. Tapi diimbau untuk tidak menahan pelaku, melainkan memberikan rehabilitasi,” kata Kak Seto kepada Kompas TV di Jakarta pada Selasa (3/10/2020).
Baca Juga: Remaja Pembunuh Bocah Perempuan Ternyata Siswa Berprestasi yang Mahir Bahasa Inggris
Menurut Kak Seto, rehabilitasi diperlukan agar dapat memberikan perubahan terhadap perilaku NF yang mengaku membunuh APA karena terinspirasi film horor itu.
Kak Seto menuturkan, aksi kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak merupakan dampak dari terpengaruhnya pelaku atas lingkungan tempat tinggalnya.
“Anak bisa melakukan kekerasan hingga menelan korban jiwa diduga karena kurangnya pengawasan orang tua,” ujar Kak Seto.
Karena kurangnya pengawasan itulah, lanjut dia, membuat orang tua membiarkan anaknya menyaksikan kekerasan. Akibatnya, sang anak mencontoh melakukan kekerasan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, aksi pembunuhan NF terhadap APA dilakukan di rumahnya di Jalan B Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, mengatakan pembunuhan oleh NF terhadap teman mainnya itu dilakukan pada Kamis (5/3/2020) sore saat kondisi rumah sepi.
Usai membunuh korban, kata Heru, pelaku pada Jumat (6/3/2020) pagi berencana membuang jasad korban sembari berangkat sekolah.
Namun, pelaku kebingungan hendak membuangnya ke mana. Akhirnya, justru pelaku menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari.
Baca Juga: Alasan Remaja Bunuh Bocah Perempuan di Sawah Besar: Mengaku Dapat Bisikan Gaib
Kepada polisi, pelaku mengaku membunuh temannya karena mendapat bisikan gaib yang menyuruhnya untuk melakukan tindakan keji tersebut.
Anehnya, usai membunuh temannya, kata Heru, pelaku menyatakan tak menyesali perbuatannya. Sebaliknya, dia justru merasakan kepuasan tersendiri.
"Ini agak sedikit unik, si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh. Kemudian menyatakan saya tidak menyesal tapi saya merasa puas," kata Kombes Heru.
Heru menjelaskan, pelaku membunuh teman mainnya dengan cara membenamkan kepalanya ke dalam bak air. Setelah itu, pelaku membawa jasad korban ke kamar lantai atas dan disembunyikan di dalam lemari pakaian.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV