Alasan Remaja Bunuh Bocah Perempuan di Sawah Besar: Mengaku Dapat Bisikan Gaib
Berita daerah | 7 Maret 2020, 13:52 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Remaja berusia 15 tahun yang tinggal di Jalan B Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat berinisial NF tega membunuh teman bermainnya yang masih berusia 5 tahun berinisial APA di rumahnya sendiri.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto, mengatakan pembunuhan oleh remaja terhadap teman mainnya itu dilakukan pada Kamis (5/3/2020) sore saat kondisi rumah pelaku tengah sepi.
Usai membunuh korban, kata Heru, pelaku pada Jumat (6/3/2020) pagi berencana membuang jasad korban sembari berangkat sekolah.
Baca Juga: Fakta Remaja Bunuh Teman Main, Ternyata Korban Tewas Dibenamkan di Bak Air
Namun, pelaku kebingungan hendak membuangnya ke mana. Akhirnya, justru pelaku menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari.
Kepada polisi, pelaku mengaku membunuh temannya karena mendapat bisikan gaib yang menyuruhnya untuk melakukan tindakan keji tersebut.
Anehnya, usai membunuh temannya, kata Heru, pelaku menyatakan tak menyesali perbuatannya. Sebaliknya, dia justru merasakan kepuasan tersendiri.
"Ini agak sedikit unik, si pelaku dengan sadar diri menyatakan telah membunuh. Kemudian menyatakan saya tidak menyesal tapi saya merasa puas," kata Kombes Heru.
Heru menjelaskan, pelaku membunuh teman mainnya dengan cara membenamkan kepalanya ke dalam bak air. Setelah itu, pelaku membawa jasad korban ke kamar lantai atas dan disembunyikan di dalam lemari pakaian.
Baca Juga: Gambar dan Papan Curhatan Pelaku Pembunuhan Bocah Dalam Lemari
Saat ini, kata Heru, jasad korban sudah dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan autopsi. Kasus ini pun saat ini terus diselediki oleh Polres Metro Jakarta Pusat
Sementara itu, seorang saksi bernama Dede, mengaku kaget atas pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku terhadap mainnya itu.
“Pelaku dan korban bertetangga. Keduanya pun tampak akrab karena sering terlihat bermain bersama sehari-harinya,” ujar Dede.
Namun demikian, Dede menilai, pelaku memang dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV