KKB Teror Warga di Tembagapura, Todongkan Senjata Minta Jatah Makan
Berita daerah | 7 Maret 2020, 11:52 WIBPAPUA, KOMPAS TV - Ratusan warga di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, meminta dievakuasi dari kampungnya kepada aparat TNI dan Polri.
Musababnya, mereka ketakutan karena kehadiran kelompok kriminal bersenjata atau KKB yang terus menebar teror kepada warga.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal, mengatakan warga yang tinggal di Tembagapura merasa kampungnya sudah tidak nyaman karena kehadiran KKB.
Baca Juga: KKB Mendekat Kawasan Freeport, Ratusan Warga Ketakutan Minta Dievakuasi dari Tembagapura
“KKB kerap menganggu warga Distrik Tembagapura. Bahkan KKB meminta makanan kepada warga secara paksa dengan menodongkan senjata,” kata Kamal melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Sabtu (7/3/2020).
Karena itu, kata Kamal, mereka minta dievakuasi ke Timika. Berdasarkan data yang tercatat oleh Polda Papua, total warga yang dievakuasi sejauh ini mencapai 800 orang. Mereka terdiri atas 100 anak-anak, 370 wanita dan 330 pria.
Sebelum dievakuasi, setiap warga diverifikasi terlebih dahulu untuk didata. Selanjutnya, mereka diberangkatkan menggunakan 13 bus milik PT Freeport Indonesia.
Sesampainya di Timika, mereka diantar pakai truk ke rumah mereka yang berada di sekitar SP5, SP 12, Kwamki dan daerah lain di Kota Timika.
“Juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bis disiapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke Timika," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, warga di wilayah Tembagapura minta dievakuasi karena KKB dari berbagai wilayah di pegunungan Papua terus merangsek masuk ke Tembagapura kawasan PT Freeport Indonesia.
Baca Juga: Jubir OPM: 33 Kelompok Bersenjata Siap Serang TNI dan Polri di Tembagapura
Di sana, mereka menebar teror dengan menembaki pos penjagaan TNI dan Polri. Aksi yang dilakukan KKB ini tentunya membuat warga merasa terancam.
Tak hanya itu, warga juga sudah mulai kesulitan mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.
Keputusan warga meminta dievakuasi untuk menghindari peristiwa seperti yang terjadi pada November 2017, di mana KKB memasuki kampung hingga memutus akses keluar masuk kampung.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV