6 Fakta Risma Timbun Masker, Tangkal Virus Corona hingga Pengalaman Kelud
Berita daerah | 5 Maret 2020, 12:20 WIBKOMPAS.TV - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku telah menimbun masker sebagai upaya mencegah wabah virus corona.
Menurut Risma, keputusan menimbun masker tersebut telah dilakukan jauh sebelum dua warga negara Indonesia (WNI) positif terjangkit virus corona.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Corona di Surabaya, Risma Tegaskan Hal Ini...
Namun, diakui Risma, alasan dirinya menimbun masker tidak untuk kepentingan pribadi. Berikut ini 6 fakta Risma menimbun masker:
1. Masyarakat Tak Diberitahu
Risma mengaku tidak memberitahu masyarakat terkait keputusannya telah menimbun masker. Hal itu, menurutnya, dilakukan agar tidak membuat masyarakat resah.
"Begitu ada kejadian (virus corona mewabah) di Wuhan, China, saya langsung stok (masker). Saya enggak ngomong supaya warga enggak panik," ujar Risma dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/3/2020).
2. Sejak Wuhan Terserang Corona
Wali Kota Surabaya tersebut mengaku langsung berinisiatif mengumpulkan masker sejak Kota Wuhan di China terserang virus corona. Tepatnya sejak Januari 2020 lalu.
Seperti diketahui, keputusan itu jauh sebelum adanya dua WNI yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
"Sebetulnya saya sudah nimbun masker. Sejak Januari lalu, saya sudah nimbun," kata Risma, di Tropical Disease Center, Unair, Surabaya, Selasa (3/3/2020).
Baca Juga: Risma Tolak Kapal Pesiar Berlabuh di Surabaya, Dinas Kominfo: Bukan Kewenangan Bu Wali
3. Dikeluarkan Saat Corona Mewabah Surabaya
Menurut Risma, masker yang ditimbunnya akan dibagikan apabila wabah virus corona semakin parah dan mengancam warga Surabaya.
"Nanti kalau harus dikeluarkan, kami keluarkan," kata Risma.
Sementara itu, menurut Risma, hingga saat ini Surabaya masih aman dari virus tersebut.
4. Disimpan di Kelurahan
Saat virus corona merebak, Risma mengaku tidak menimbun masker secara pribadi. Menurutnya, masker didistribusikan ke Puskesmas serta kelurahan untuk kepentingan umum.
Pembagian masker di Puskesmas, bahkan telah dilakukan sejak Januari, sebelum diumumkannya kasus positif corona di Indonesia.
"Sekarang di kelurahan nyimpennya. Jadi bukan terus aku nimbun. Jadi sudah dibagi ke kelurahan. Nanti boleh dicek di kelurahan, cek di Puskesmas," ungkap dia.
Baca Juga: Bertemu Risma, Gibran Belajar Soal Tata Kelola Pemerintahan Kota
Masker-masker tersebut tidak dalam kondisi ditahan jika memang dibutuhkan. Masyarakat yang memerlukan bisa memperolehnya.
"Begitu Dinas Kesehatan meminta masker turun ya langsung masker diturunkan. Maka kita dekatkan masker ini di kelurahan," ucap Risma.
5. Pengalaman Gunung Kelud Meletus
Tak hanya terkait dengan wabah virus corona, penimbunan masker juga karena pengalaman menghadapi fenomena meletusnya Gunung Kelud.
Awalnya, menurut Risma, pernah mendengar ramalan gunung meletus. Dinas Kesehatan pun ia perintahkan menyimpan persediaan masker.
Namun, bukan hanya masker saja, Risma juga meminta Dinas Kesehatan menyimpan baju khusus.
"Sebetulnya saat itu (ada ramalan gunung meletus) aku sudah perintahkan untuk teman-teman Dinas Kesehatan menyimpan persediaan masker. Kemudian persediaan baju. Baju kaya astronot itu. Jadi bukan masker saja yang saya minta menyimpan," kata Risma.
Ketika Kelud meletus, Risma membagikan masker ke seluruh Surabaya.
Baca Juga: Saat Gibran "Berguru" pada Tri Rismaharini
6. Imbauan Cuci Tangan
Menurut Risma, warga yang sehat tidak perlu menggunakan masker. Masker hanya digunakan bagi warga yang merasakan gejala-gejala seperti batuk, pilek, nyeri kepala, dan sesak napas.
"Makanya cuci tangan, yang saya genjot termasuk hand sanitizer kami siapkan di mana-mana. Kuncinya (agar tidak terkena virus corona) justru ada di tangan," ujar Risma.
Risma juga meminta warga untuk mengenali gejala-gejala terjangkit virus corona.
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV