Transformasi Desa Talusi, Kisah Sukses TMMD ke-123 Kodim 1004/Kotabaru dalam Membangun Kemandirian
Kalimantan | 25 Maret 2025, 16:39 WIB
3. Pembuatan Sumur Bor 5 unit untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Desa Talusi.
4. Rehap 3 buah Rumah Tidak layak Huni (RTLH).
Sementara itu, kegiatan nonfisik meliputi Penyuluhan Bela Negara, penyuluhan hukum dan Narkoba ,Penyuluhan Pendidikan, Penyuluhan Pertanian,sosialisasi kesehatan, serta edukasi tentang pencegahan stunting. Kodim 1004/Kotabaru juga menggandeng dinas terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan Polres Kabupaten Kotabaru, untuk memberikan pendampingan maksimal.

Kunci keberhasilan TMMD ke-123 terletak pada kolaborasi erat antara TNI, pemerintah daerah, dan warga. Selama pelaksanaan, puluhan anggota Kodim 1004/Kotabaru tinggal di desa, hidup berdampingan dengan masyarakat, dan bekerja sama menyelesaikan proyek.
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kepercayaan. TNI hadir sebagai saudara, bukan sekadar petugas,” tegas Letkol Inf. Bayu Oktavianto Sudibyo Dansatgas TMMD ke-123.
Antusiasme warga juga terlihat dari partisipasi aktif mereka. Karang taruna membantu mengangkut material, sementara ibu-ibu menyediakan konsumsi untuk relawan. “Ini bukti bahwa gotong royong masih hidup di desa kami,” tutur Kepala Desa Talusi, Noor Ahmadi.
Warisan Berkelanjutan untuk Masa Depan
Pada acara penutupan TMMD ke-123 (20/3/2025), Wakil Bupati Kotabaru mengucapkan terimakasih dan apresiasi kepada Satgas TMMD ke 123 dan menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program pemberdayaan di Desa Talusi.
“dan memastikan hasil TMMD tetap terjaga dan dikembangkan,” ujarnya.
Penutup: Desa Talusi sebagai Contoh Pembangunan Holistik
Keberhasilan TMMD ke-123 Kodim 1004/Kotabaru di Desa Talusi membuktikan bahwa pembangunan desa tertinggal harus dilakukan secara holistik, menggabungkan aspek infrastruktur, ekonomi, dan sumber daya manusia.
Program ini tidak hanya meninggalkan infrastruktur jalan, tetapi juga semangat kemandirian yang terus menyala di hati warga.
“TMMD adalah awal, bukan akhir. Kami akan terus bergerak, karena desa kami layak untuk maju,” pungkas salah satu warga Desa talusi, Dengan ditutupnya TMMD ke-123, Desa Talusi kini memiliki fondasi lebih kuat untuk mengejar ketertinggalan.
Kolaborasi antara TNI, pemerintah daerah, dan warga menjadi bukti bahwa pembangunan yang inklusif hanya bisa terwujud melalui gotong royong.
Penulis : KompasTV-Banjarmasin
Sumber : Kompas TV