Kejar Langkah Kejar Like, Spot Foto Runner di Puncak Tren
Sulawesi | 25 Desember 2024, 10:55 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Tren olahraga lari di Kota Makassar, kini tidak hanya soal kesehatan, tetapi juga gaya hidup. Seiring dengan meningkatnya jumlah pelari yang mencari tempat-tempat menarik sebagai latar foto, bisnis spot foto khusus untuk pelari mulai bermunculan di kota ini. Hadir dengan menawarkan latar estetik dan instagrammable, beberapa lokasi populer seperti Lapangan Kawasan Syekh Yusuf dan kawasan Center Point of Indonesia (CPI) menjadi incaran utama para pelari yang ingin mengabadikan momen usai berolahraga.
Melihat antusiasme masyarakat saat ini, para fotografer menangkap ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan. Hampir setiap sore, CPI dipenuhi oleh para pelari yang sibuk memacu langkah mereka. Di sepanjang lintasan, beberapa fotografer tampak sigap dengan kamera di tangan, mencari sudut terbaik untuk mengabadikan momen.
Beberapa fotografer berdiri di titik starategis, sementara yang lain dengan cekatan bergerak mengikuti ritme para pelari, memastikan tak ada momen yang terlewatkan. Keberadaan fotografer di lokasi ini telah menjadi bagian penting dari tren olahraga lari di Makassar, terutama dengan meningkatnya kebutuhan akan foto yang estetik.
"Kenapa bisa tertarik dalam usaha spot foto runner? Karena menurut saya pribadi, ini sangat menguntungkan, kerjanya simpel, dan tanpa memberikan tekanan sama sekali," ujar Azhar, salah seorang fotografer runners di Makassar.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dengan adanya foto spot ini, lonjakan pengunjung yang ingin berolahraga lari terus bertambah, terutama di hari-hari libur.
Para fotografer ini juga bermitra dengan aplikasi yang tersedia di Play Store dan iOS, yaitu aplikasi FotoYu, untuk mempromosikan dan menjual hasil karya mereka. Setiap foto memiliki tarif berbeda-beda, tergantung lokasinya.
"Intinya kalau soal harga, kisaran start 30k per foto di area Makassar dan Gowa," tambahnya.
Para pelari bebas memilih foto mana yang akan mereka ambil. Gambar yang dihasilkan pun kebanyakan secara candid atau diam-diam sehingga menghasilkan foto yang tampak natural, lalu diunggah ke aplikasi FotoYu.
Salah satu pelari, Andi Muh. Rifki Al Farist S., dalam wawancaranya mengungkapkan bahwa keberadaan jasa fotografer ini sangat membantu untuk menghasilkan gambar dan video sinematik yang menambah semangat untuk lari. Ia juga mengatakan bahwa keberadaan fotografer berkontribusi menarik minat masyarakat untuk lari.
"Dengan hasil foto yang menarik, orang jadi semakin tertarik mencoba olahraga ini. Jadi, fotografer sebenarnya memainkan peran penting dalam mempromosikan lari atau joging," paparnya.
Fenomena spot foto ini sebenarnya terbilang sudah cukup lama ada di Indonesia, seperti di Pulau Jawa, Bali, dan untuk di Makassar sendiri baru tren beberapa tahun terakhir.
Menurut Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi UIN Alauddin Makassar, Aulia Rahman B, S.E., M.Si, usaha jasa foto ini sangatlah menarik, apalagi melihat kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyukai setiap aktivitasnya diabadikan melalui foto, salah satunya ketika sedang berolahraga, lalu mengunggahnya ke media sosial.
Hali ni tentu menjadi peluang besar untuk para fotografer, apalagi di kalangan anak muda.
"Selama itu positif dan tidak mengganggu ketenteraman orang banyak, menurut saya itu tidak masalah. Itu kan bagian dari hobi, hobi yang menjadi uang," tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa nasib usaha mikro tersebut akan tetap bertahan tergantung pada fotografernya, bagaimana strategi marketingnya, dan kualitas foto yang mereka tawarkan kepada konsumen.
Penulis: Rida Nur Masita
Penulis : KompasTV-Makassar
Sumber : Kompas TV