Modus Pemuda Difabel Tersangka Pelecehan Seksual di NTB Gaet Korbannya: Dekati yang Duduk Sendirian
Bali nusa tenggara | 12 Desember 2024, 08:57 WIBKOMPAS.TV - Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Joko Jumadi mengungkapkan modus yang digunakan oleh IWAS alias AB (22) tersangka dugaan pelecehan seksual terhadap belasan wania di Mataram, NTB.
Mengutip pemberitaan Tribunlombok.com, Kamis (12/12/2024), menurut Joko, AB menggunakan modus yang sama, yaitu mendekati korban yang duduk sendiri di Taman Udayana dan Taman Sangkareang Kota Mataram.
"Agus melakukan profiling terhadap korban, yang sedang duduk sendiri di taman, dengan asumsi ketika dia duduk sendiri dia sedang galau, sedang ada masalah, di situlah kemudian Agus masuk," ucap Joko.
Baca Juga: Terungkap! Fakta-Fakta Baru Kasus Pria Difabel Tersangka Pelecehan Seksual di NTB
Mengandalkan kondisi fisiknya yang difabel, AB berusaha membuat para korban merasa iba. Pelaku terus menunjukkan bahwa ia tidak bisa apa-apa, beraktivitas susah, banyak direndahkan.
"Akhirnya korban merasa iba dan korban menaruh kepercayaan pada si Agus," kata Joko.
Saat korban mulai iba, AB memanfaatkannya untuk menggali informasi para korban hingga ke hal-hal yang bersifat privasi dan sensitif.
Jika korban terpancing dan menceritkan hal-hal yang tidak semestinya diceritakan, hal itu akan menjadi senjata bagi AB untuk mengancam mereka.
AB mengancam mereka dengan mengatakan akan menceritakan aib-aib para korban ke orang tua, dan orang-orang terdekat korban.
Korban merasa terintimidasi dan menuruti keinginan AB, hingga terjadi pelecehan seksual di satu homestay.
Baca Juga: Ahli Psikologi Forensik Patahkan Anggapan Difabel Tak Bisa Berbuat Jahat
Joko menambahkan, saat berada di homestay, hampir semua korban hendak kabur dari pelaku, namun korban diancam lagi akan dinikahkan jika berteriak.
"Agus mengancam para korbannya di homestay, kalau berteriak akan digerebek dan dinikahkan, dan itu di Lombok sering terjadi, itulah yang kemudian karena korban tidak mau dinakahkan," kata Joko.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Tribun Lombok