> >

Agus 'Buntung' Buka Suara Setelah jadi Tersangka Dugaan Perkosaan Mahasiswi: Bagaimana Saya Bukanya

Bali nusa tenggara | 1 Desember 2024, 18:40 WIB
Ilustrasi kekerasan seksual. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV  -  Seorang mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Iwas alias Agus Buntung buka suara terkait kasus dugaan perkosaan terhadap seorang mahasiswi di Mataram yang mengakibatkan dirinya menjadi tersangka.

Pihak Kepolisian Daerah (Polda) NTB) menetapkan Agus yang merupakan seorang disabilitas tersebut sebagai tersangka kasus pemerkosaan terhadap seorang mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Mataram, setelah korban mengaku diperkosa di salah satu home stay atau penginapan.

Mahasiswi tersebut melaporkan Agus pada Kamis, (28/11/2024).

Agus menyebut sebenarnya dirinyalah yang menjadi korban pada kasus ini. Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, Agus mengaku bertemu dengan mahasiswi itu di kampusnya awal Oktober 2024.

Saat itu, Agus meminta bantuan untuk mengantarkannya ke kampus setelah makan siang.

Baca Juga: Kunjungi Rumah Korban Perkosaan di Banyuwangi, Menteri PPPA: Kami Kawal Tangkap Pelaku!

"Setelah saya membeli makan dan minuman, saya duduk sebentar, saya ingin kembali ke kampus. Kendala saya capek jalan tidak kuat, saya berpikir untuk minta bantuan kepada orang di sekitar sana," kata dia.

Saat itu, mahasiswi yang baru dikenalnya tersebut justru mengajak Agus untuk naik motor, dan dibawa ke sebuah penginapan.

"Berjalan ke Islamic Center, tapi mengejutkan kok muter tiga kali di Islamic Center, tapi saya santai enggak berpikiran aneh-aneh karena bersyukur dia mau bantu,” imbuhnya.

“Udah muter tiga kali, balik lagi ke jalan yang sama. Saya ingin bertanya mau ke mana ini tapi enggak enak, saya diam aja. Terus muter, kok tiba-tiba sampailah di homestay nggak jauh dari Udayana," ucap Agus.

Setelah masuk kamar, ia semakin terkejut karena mahasiswi itu tiba-tiba melucuti pakaiannya.

"Saya kaget dia membuka baju, celana saya. Saya diam dengan kebingungan. Dia membuka juga (bajunya). (Agus) disuruh tidur di kasur gini," kata Agus.

Setelah berhubungan badan, mahasiswi tersebut pun mengajaknya keluar dari penginapan dan kembali ke kampus.

Namun, setibanya di dekat Islamic Center Kampus, mahasiswi itu langsung turun dari motor dan memeluk seorang pria yang langsung memotretnya.

Beberapa hari kemudian, foto Agus tersebar dan digambarkan seorang sosok pelaku rudapaksa yang kejam.

Kasus tersebut berujung pada proses hukum setelah mahasiswi itu melaporkan Agus ke Polresta Mataram.

Ia pun mempertanyakan logika yang dipakai untuk mentersangkakannya, mengingat kondisinya yang sulit untuk melakukan pemerkosaan.

"Sedih banget kayak mati semua-muanya, jadi tersangka, enggak bisa ke mana-mana," kata Agus, dikutip dari video akun LagiViral, Sabtu (30/11/2024).

"Sebagaimana Bapak lihat, saya masih dimandikan dan dirawat oleh orang tua saya. Semua aktivitas seperti buang air besar dan kecil pun dibantu orang tua. Kok bisa saya dituduh memperkosa atau berhubungan secara paksa, bagaimana saya bukanya gitu," papar Agus.

"Saya ingin bertemu dengan Presiden Prabowo untuk menunjukkan karya seni gamelan yang saya mainkan. Walaupun saya hanya bisa menggunakan jari-jari kaki saya, saya ingin membuat Presiden bangga dan mungkin bisa dikenal oleh dunia," ujar dia.

Baca Juga: Anak Bunuh Ayah dan Nenek, Psikolog Forensik Beberkan 5 Hal yang Perlu Ditelaah

Berkaitan dengan kasus itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ahmad Sahroni mempertanyakan kasus tersebut.

Dalam akun media sosialnya, Sahroni membagikan cuplikan wawancara Agus dan menyoroti dugaan pelanggaran hukum yang dilakukannya.

"Ini beneran gak sih kejadian di Polda NTB ? Disablitas yg tidak memilki tangan apa iya bisa memperkosa ?" tanya Ahmad Sahroni.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU