> >

Penyanderaan Bocah di Pejaten Jaksel: Pelaku Bawa Korban Keliling Naik Motor, Polisi Ungkap Motifnya

Jabodetabek | 28 Oktober 2024, 19:49 WIB
Anak korban penyanderaan tengah digendong saat tiba di Kantor Polres Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024). Pelaku IJ (54) membawa seorang anak berinisal S (4) berkeliling sebelum menyanderanya di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024).  (Sumber: ANTARA/Yamsyina Hawnan.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang anak berinisal S (4) menjadi korban penyanderaan oleh pria berinisial IJ (54) di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2024). 

Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengungkapkan, pelaku terlebih dahulu mengajak bocak perempuan tersebut berkeliling sebelum menyanderanya di pos polisi (pospol) dekat Pejaten Village.

"Kemarin (27/10), anak inisial S dibawa pelaku dengan berizin dulu dengan orangtua korban. Kemudian alasannya untuk membawa S jalan-jalan ke rumah sepupunya," kata AKP Nurma dalam keterangannya, Senin, dikutip dari Antara.

Menurut penjelasannya, korban dibawa berkeliling di Jakarta Timur sampai ke Jakarta Selatan.

Ia menyebut pelaku membawa korban berjalan-jalan, naik motor dari Minggu (27/10) malam pukul 19.00 WIB sampai Senin (28/10) pukul 05.00 WIB.

Baca Juga: Detik-Detik Bocah Disekap Pria Bersenjata Tajam di Pos Polisi Pejaten Village Jaksel

"Jadi, dia ke tempat sepupunya hanya meminjam sepeda motor dan pelaku tidak bermalam sehingga hanya di atas motor, korban juga sampai tidur di atas motor, " ungkapnya.

Sesampai di depan Pos Polisi, korban menangis. Saat itu juga, pelaku menggunakan pisau yang sudah dibawa dari rumah agar korban berhenti menangis.

Motif Pelaku

AKP Nurma menyebut, pelaku membawa korban berjalan-jalan karena sedang berhalusinasi akibat mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu.

“Motifnya sebetulnya dia hanya menjadikan anak ini sebagai tameng. Karena dia memakai sabu, sudah diperiksa, dia positif pakai sabu,” kata Nurma.

Menurut pemaparannya, pelaku berhalusinasi dikejar orang, sehingga yang bersangkutan merasa takut.

"Jadi dia berhalusinasinya bahwa dia itu dikejar orang. Tapi kalau dia lihat ada anak kecil, dia tidak jadi dikejar orang. Itu halusinasinya,” jelasnya, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: KPAI Buka Suara soal Dugaan Guru Aniaya Anak Polisi di Konawe Selatan

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Antara/Kompas.com.


TERBARU