> >

Pemilik Daycare di Depok Terdakwa Penganiayaan Balita Minta Jadi Tahanan Rumah karena Hamil 7 Bulan

Jabodetabek | 17 Oktober 2024, 08:48 WIB
Meita Irianty, pemilik salah satu daycare di Depok yang menjadi terdakwa kasus dugaan penganiayaan balita saat menjalani sidang perdana di PN Depok, Rabu (16/10/2024). (Sumber: Kompas.com/Dinda Aulia Ramadhanty)

"Kemudian untuk eksepsi kita tidak mengajukan. Rencana, di tanggal 23 Oktober ini langsung masuk (sidang) saksi, keterangan saksi, pokok-pokok perkara," ujar Suardi.

Sebelumnya, dalam sidang perdana kasus dugaan penganiayaan dua balita tersebut, Meita sempat menangis saat sidang baru dimulai, sehingga butuh jeda waktu untuk menjawab pertanyaan majelis hakim.

Ia pun sempat ditegur hakim. “Jangan menangis dulu,” ucap hakim ketua.

Meita juga beberapa kali mengalami mual di tengah persidangan. Bahkan, sidang sempat diskors karena Meita izin keluar ruangan untuk menghilangkan rasa mualnya. 

Baca Juga: Jadi Tersangka, Pengasuh 'Daycare' di Medan Mengaku Sudah 3 Kali Aniaya Korban

Dalam dakwaannya, JPU Edrus mendakwa Meita menganiaya dua balita berinisial MK (2) dan AM (9 bulan).

Edrus menyebut, Meita pertama kali melakukan penganiayaan terhadap MK pada Senin (10/6/2024).

"Terdakwa memukul pantat kiri, mencubit lengan, dan kembali memukul pantat korban," ujar Edrus di ruang sidang.

Ia juga menyatakan Meita diduga mendorong, memukul, dan menendang kaki korban.

Sedangkan dugaan penganiayaan terhadap korban AM yang masih berusia 9 bulan, terjadi pada Selasa (11/6/2024) dan Rabu (12/6/2024).

"Terdakwa menarik tangan kiri AM dengan kasar dan mencubit pantat korban beberapa kali, lalu mendorong kepala belakang korban," lanjut Edrus.

Jaksa mendakwa Meita melanggar Pasal 80 ayat 2 dan Pasal 80 ayat 1 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Juncto Pasal 65 ayat (1) KUHP, dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : kompas.com


TERBARU