> >

3 Tewas setelah Bentrok Antarwarga Terjadi di Nduga Papua

Papua maluku | 5 Juli 2024, 10:15 WIB
Ilustrasi bentrokan.  (Sumber: TribunPalu)

JAYAPURA, KOMPAS.TV  - Sebanyak tiga orang tewas, termasuk seorang pendeta, setelah konflik antarkelompok terjadi di Distrik Kenyam ibu kota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. 

Ketiga korban tersebut adalah Marianus Gery (63), seorang pendeta, yang mengalami luka bacok pada bagian leher. Kemudian Abraham Runga (51), mengalami luka bacok di kepala.

Sementara, satu korban lain bernama Durik Poknangge (25).

"Pdt. Lerianus Gery, 63 tahun asal NTT, Abraham Runga, 51 tahun asal Toraja, Durik Poknangge, 25 tahun warga Nduga," tulis Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua Kombes Polisi Ignatius Benny Adi Prabowo melalui pesan Whatsapp pada Kompas.TV, Jumat (5/7/2024).

Mengutip pemberitaan Tribunnews.com, bentrok antarkelompok masyarakat ini terjadi di depan rumah Sekda Kabupaten Nduga, Selasa (2/7/2024) pukul 11.45 WIT.

Baca Juga: Trauma Diteror OPM, Warga di Paniai Papua Tengah Enggan Pulang ke Rumah

Sebelumnya, bentrok yang sama juga terjadi pada 1 Juli 2024, di depan Kantor DPRD Kabupaten Nduga.

Benny menyebut bentrokan terjadi akibat buntut kesepakatan pembagian hak suara saat Pemilu 2024 yang menggunakan sistem noken.

"Berdasarkan catatan kepolisian, ada lima kali insiden seperti ini, yang dimulai tanggal 15 Februari, 16 Februari, 4 Maret, 23 Maret dan 14 April 2024," ujar Benny, Senin (3/6/2024).

"Bentrok tersebut kembali terjadi karena masalah pembagian suara yang belum terselesaikan, dan yang ini merupakan kejadian ke tujuh kalinya," ujar Benny.

Kapolres Nduga AKBP VJ Parapaga mengaku pihaknya memberikan tindakan tegas terukur untuk membubarkan bentrokan, yakni dengan menembakkan gas air mata ke arah dua kelompok, serta mengimbau untuk segera membubarkan diri.

Baca Juga: Warga Paniai Dari Lima Kampung Mengungsi, Pemerintah Papua Tengah Tetapkan Status Tanggap Darurat

"Permasalahan kedua belah kelompok sebenarnya telah dinyatakan selesai Sabtu (6/4/2024) ditandai penandatanganan surat pernyataan dan perjanjian damai sehingga kejadian yang baru saja terjadi adalah karena ada yang belum mau menerimanya," tuturnya.

Personel gabungan juga melakukan patroli di sekitar lokasi kejadian guna mengantisipasi bentrokan susulan.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : tribunnews.com


TERBARU