Krisis Air Bersih di Gili Trawangan, Ini Kata Para Pelaku Wisata
Bali nusa tenggara | 25 Juni 2024, 14:44 WIB“Air sumur ini untuk kita cuci-cuci,” terangnya.
Baca Juga: Gili Trawangan Terancam Krisis Air Bersih Pekan Ini, Asosiasi Hotel Gili Siap Tuntut PDAM
Lain lagi dengan Gede. Pekerja sebuah villa ini mengaku akomodasi tempatnya bekerja terpaksa membeli pompa air seharga Rp2,5 juta untuk menyedot air sumur sebagai pengganti air bersih dari PDAM yang berhenti mengalir.
“Kemarin bos saya langsung pasang pipa untuk sedot air sumur bor supaya ada air untuk tamu,” jelasnya.
Sejauh ini, para pelaku wisata seperti Budi, Arif, dan Gede melakukan upaya ekstra swadaya masing-masing demi roda ekonomi yang utamanya bergantung pada pariwisata tetap berjalan. Namun, mereka berharap agar krisis air di Gili Trawangan segera berakhir. Apalagi, bulan Juni hingga Agustus terbilang merupakan high season atau musim ramai wisatawan.
Kendati krisis air bersih jelas memengaruhi para pelaku wisata, tak semua wisatawan mengeluhkan hal itu. Setidaknya pada dua wisatawan yang ditemui Kompas.tv di pelabuhan Gili Trawangan, Selasa (25/6).
Hadia (31) dan Sihame (37) misalnya. Dua perempuan warga negara Prancis berdarah Aljazair ini mengaku tak menyadari adanya krisis air bersih selama tiga hari berlibur di Gili Trawangan. Lantaran, akomodasi tempat mereka menginap tetap mengalirkan air meski terasa asin.
“Air shower, wastafel, semua mengalir, tapi rasanya asin,” ujar Sihame.
Kendati begitu, keduanya mengaku tetap menikmati liburan mereka.
“Kami tetap menikmati liburan kami. Kami bersepeda keliling pulau, menyelam, menghabiskan hari di pantai yang cantik di pulau ini. Menyenangkan!” imbuh Hadia.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV