Kronologi Santri Bunuh Ustazah di Pesantren Palangkaraya, Wajah Korban Ditusuk Pakai Pisau Dapur
Kalimantan | 16 Mei 2024, 10:25 WIBPALANGKARAYA, KOMPAS.TV - Seorang santri berinisial FA nekat membunuh guru ngajinya, seorang ustazah berinisial N (35) di pesantren yang berada di Jalan Danau Rangas, Palangkaraya, Kalimantan Tengah atau Kalteng.
Aksi pembunuhan yang diduga dilakukan santri berusia 13 tahun itu terjadi pada Selasa (14/5/2024) sekira pukul 23.00 WIB.
Kapolresta Palangkaraya Kombes Budi Santosa mengungkapkan, kronologi pembunuhan tersebut berawal ketika pelaku FA sedang tidur di dalam Masjid As-Salam yang berada di lingkungan pesantren.
Baca Juga: Ibu yang Dibunuh Anaknya Pakai Garpu Tanah Ditusuk 10 Kali, Paling Mematikan Tusukan di Leher
Lalu, sekira pukul 23.00, WIB pelaku bangun dari tidurnya. Ia kemudian langsung menuju rumah korban yang juga berada di lingkungan pesantren.
"Pelaku masuk ke dalam rumah korban melalui jendela yang tidak terkunci kemudian mengambil pisau yang berada di dapur," kata Budi dikutip Tribunnews.com, Rabu (15/5/2024).
Budi melanjutkan, pelaku FA kemudian mendatangi korban yang saat itu sedang tidur di kamarnya. Tanpa basa-basi, pelaku FA langsung menusuk wajah korban beberapa kali. Selain itu, pelaku FA juga sempat menusuk dada korban.
"Pelaku melakukan penusukan di bagian kepala korban sebanyak delapan tusukan dan di dada sebanyak satu tusukan," ucap Budi.
Tak hanya melakukan penusukan terhadap korban, kata Budi, pelaku FA juga sempat memukul mata kanan korban.
Baca Juga: Skenario FA usai Bunuh Paman yang Mayatnya Terbungkus Sarung, Sebut Korban Pergi ke Bali Tagih Utang
Korban N yang mendapat serangan tiba-tiba sempat berteriak minta pertolongan. Teriakan tersebut kemudian didengar oleh seorang guru di pesantren tersebut.
Tanpa membuang waktu, rekan korban pun langsung bergegas mendatangi lokasi kejadian dan menemukan korban N sudah bersimbah darah.
"Mendapati kejadian tersebut, pengurus pesantren kemudian bergegas membawa korban ke RS Betang Pambelum untuk dilakukan pertolongan medis," tutur Budi.
Sayangnya, Budi mengatakan, meskipun sempat mendapatkan perawatan medis, nyawa korban ustazah N tidak tertolong.
"Korban kemudian dibawa ke RSUD Dorys Silvanus untuk dilakukan visum et repertum dan hasilnya korban tewas karena pendarahan hebat," ujar Budi.
Baca Juga: Kasus Mayat Dalam Sarung, Keponakan Bunuh Paman karena Sakit Hati Kerap Dimarahi Saat Jaga Warung
Sementara itu, Budi menambahkan, pihak kepolisian telah menangkap pelaku FA setelah peristiwa pembunuhan yang dilakukannya tersebut.
Kepada polisi, Budi menyebut pelaku FA mengaku kesurupan dan tidak sadar ketika melakukan pembunuhan terhadap korban ustazah N.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Tribunnews.com