> >

Kampanye Kepedulian Kesehatan Mental Pemuda, Deretan Lembaga Ini Garap 4 Film Pendek

Jawa tengah dan diy | 23 April 2024, 23:00 WIB
Suasana Share Screen Volume II: Bingkai Rasa di Grhatama Pustaka Yogyakarta, dalam rangka kampanye kepedulian kesehatan mental, Selasa (23/4/2024). (Sumber: Istimewa)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Advokasi Keluarga Indonesia (LAKI) bersama Yayasan Rumpun Nurani dan Sineas Muda dari Cakra Visual mengkampanyekan urgensi kesehatan dan kesejahteraan jiwa remaja melalui film.

Kampanye tersebut berangkat dari kekhawatiran akan tingginya  jumlah remaja yang mengalami gangguan kesehatan jiwa di Indonesia.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.tv, Selasa (23/4/2024), LAKI menyebut data dari Indonesian National Adolescent Mental Health Survey menunjukan 1 dari 3 remaja, atau setara dengan 15,5 juta memiliki satu gangguan mental dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: Angga Yunanda Ungkap Adegan Terberat di Film Dua Hati Biru: Pertengkaran Suami Istri

Perubahan fisik, emosional dan sosial membuat remaja rentan mengalami gangguan kesehatan mental yang dapat berakibat hingga dewasa dan prilaku beresiko tinggi.

Menurut Ketua LAKI, Rennta Chrisdiana, dukungan orang dewasa dan keluarga maupun sekolah dapat menjadi upaya kunci preventif.

“Dukungan orang dewasa di keluarga maupun sekolah serta keterlibatan lebih praktisi kesejahteraan mental menjadi upaya kunci preventif, kuratif maupun rehabilitatif untuk menyelamatkan anak-anak kita,” jelasnya.

“Dibutuhkan upaya dan terobosan baru, serta kolaborasi nyata pemerintah, masyarakat, akademisi, media dan bisnis untuk perubahan dan peningkatan kesejahteraan jiwa remaja Indonesia” lanjutnya.

LAKI bersama Yayasan Rumpun Nurani, serta Cakra Visual memroduksi 4 film yang disebut project Sekawan sebagai media kampanye.

Keempat film pendek tersebut ditayangkan dalam acara Share Screen Volume II: Bingkai Rasa  di Grhatama Pustaka Yogyakarta, pada 23 April 2024 oleh penyelenggara Yourspace.id.

Keempatnya masing-masing berjudul Phytagoras, Diorama, Serenada, dan Memoar yang menjadi refleksi otentik tentang  tantangan yang dihadapi remaja saat ini.

Ahmad Wasil Mustofa selaku Lead Campaign SBMH menyatakan film merupakan medium pertemuan antara gagasan dan karya seni.

“Film menjadi medium pertemuan antara gagasan dan karya seni yang menjadi cerminan kondisi real yang dihadapi dan dari perspektif remaja secara otentik,” tuturnya.

Baca Juga: Putri Marino Bahagia Film Bergenre Romansa Hadir Lagi Lewat "The Architecture of Love"

“Kami berharap bisa menjadi object reflektif sekaligus pemantik percakapan berarti antara anak, orangtua, guru dan lingkungannya” Karya kolaboratif ini mengjajarkan tentang tujuan dan kepedulian bersama” lanjutnya.

Sementara, Febri Tugas Pratama selaku Project Lead Sekawan menyebut setiap film membawa cerita dan warna yang berbeda.

“Setiap film membawa cerita, warna,  pengalaman dan rasa yang berbeda-beda. Membuat kita merefleksikan kembali hal-hal yang pernah dilalui dan bagaimana kita berucap dan berperilaku pada sesama, semoga menumbuhkan harapan dan kebaikan yang terus bertambah,” bebernya.

Dijelaskan, menonton film, diskusi dan upaya lain untuk menyebarkan kepedulian terhadap kesehatan jiwa remaja perlu disebarluaskan.

Hal ini juga merupakan ajakan bekerja bersama media, sekolah, instansi pemerintah dan komunitas-komunitas. Diharapkan melalui karya seni, penyebaran kampanye ini akan menjadi semakin luas.

“Dan menjadi sarana kreativitas anak muda dan bersama menyebarkan kepedulian kesehatan jiwa  dengan hastag #CONNECTTOCARE.”

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU