> >

Unika Santo Thomas Sebut Tak Terlibat TPPO Berkedok Pengiriman Magang Mahasiswa ke Jerman

Sumatra | 5 April 2024, 15:15 WIB
Rektor Unika Santo Thomas Maidin Gultom (kedua dari kanan) dan Ketua Pengurusan Yayasan Anton Tampubolon (ketiga dari kanan), saat memberikan keterangan di Medan, Jumat (5/4) (Sumber: Unika Santo Thomas )

MEDAN, KOMPAS.TV - Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas Medan menegaskan bahwa seluruh civitas akademika yang ada di kampus tersebut tidak pernah terlibat dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) berkedok pengiriman magang mahasiswa ke Jerman. Hal ini disampaikan Rektor Unika Santo Thomas Medan Maidin Gultom dalam keterangan persnya di Kampus Unika Santo Thomas Medan, Jumat (5/4). 

 

Maidin Gultom mengatakan, pihaknya merasa perlu menyampaikan hal ini mengingat dalam 2 pekan terakhir, telah beredar dengan masif postingan/pemberitaan di media massa dan media sosial tentang Sihol Situngkir merupakan Rektor Universitas Katolik Santo Thomas Medan yang diduga terlibat TPPO Berkedok Pengiriman Magang Mahasiswa ke Jerman.

 

“Hal ini tentu saja berdampak buruk terhadap citra Unika Santo Thomas sebagai institusi pendidikan milik gereja yang jauh dari nilai-nilai Katolik,” kata Maidin Gultom. 

 

Menurut Maidin Gultom, salah satu informasi yang beredar luas adalah disebutkan bahwa Prof Sihol Situngkir yang menjadi tersangka dalam kasus ini merupakan Rektor Unika Santo Thomas adalah tidak benar. Sihol Situngkir sudah tidak menjabat sebagai Rektor Universitas Katolik Santo Thomas sejak Tahun 2022 atau jauh sebelum kasus TPPO berkedok pengiriman magang mahasiswa magang mahasiswa ke Jerman ini mencuat ke publik. Hal ini dikuatkan dengan Surat Keputusan Pengurus Yayasan Santo Thomas Nomor: 0578/YST/G.16/07/2022 tertanggal 11 Juli 2022. 

 

“Rektor Universitas Katolik Santo Thomas saat ini adalah saya sendiri yang menjabat sejak 1 September 2022. Hal ini dikuatkan dengan Surat Keputusan Yayasan Santo Thomas tentang Pengangkatan Rektor Universitas Katolik Santo Thomas Nomor 0654/YST/G.16/08/2022 tertanggal 30 Agustus 2022,” kata Maidin. 

 

Maidin juga menegaskan, tidak ada satu pun mahasiswa Unika Santo Thomas yang terlibat dalam program magang mahasiswa ke Jerman. “Unika Santo Thomas menentang secara tegas terkait seluruh tindakan yang berkaitan TPPO dan tidak pernah mengikutsertakan mahasiswa dalam kegiatan Program Frienjob Jerman,” ujarnya. 

 

Terkait informasi salah ini, Maidin mengimbau agar masyarakat tidak lagi menjadi bingung karena Unika Santo Thomas sama sekali tidak terlibat dalam kasus TPPO tersebut. Unika Santo Thomas juga meminta kepada seluruh pihak-pihak yang telah menyebarkan berita/narasi/foto/postingan terkait hal ini agar menghentikan penyebarluasan informasi tersebut dan menghapus informasi yang sudah dipublikasikan sebelumnya. 

 

“Dengan demikian, informasi yang keliru ini tidak menimbulkan persepsi yang merugikan tentang institusi Unika Santo Thomas Medan di masyarakat luas. Apabila masih ada pihak-pihak yang menyebarluaskannya, kami akan mengambil langkah yang sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku,” katanya.

 

Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Santo Thomas Anton Tampubolon mengatakan, sebagai salah satu universitas terbaik di Sumatera Utara, pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan mahasiswa berkualitas melalui dua pendekatan yakni pembangunan karakter dan pembangunan akademik.

 

“Kami menjamin, pendidikan di Unika Santo Thomas jauh dari nilai-nilai kekerasan dan praktik-praktik TPPO seperti yang gencar diberitakan saat ini,” katanya. 

 

Anton meminta agar masyarakat tak perlu khawatir dengan reputasi baik yang dimiliki Unika Santo Thomas. “Kami senantiasa melayani dan memberikan SDM yang berkualitas untuk negara, bangsa dan gereja. Kami menggaransi memberikan pendidikan yang berkualitas dan jauh dari nilai-nilai kekerasan,” tegasnya. (*)

Penulis : KompasTV-Medan

Sumber : Kompas TV


TERBARU