Jemaah Masjid Aolia Rayakan Idulfitri Hari Ini, Imam Minta Masyarakat Saling Menghormati
Jawa tengah dan diy | 5 April 2024, 12:42 WIBGUNUNGKIDUL, KOMPAS.TV - Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul, DI Yogyakarta, merayakan Hari Raya Idulfitri dan telah menggelar salat id pada hari ini, Jumat (5/4/2024).
Salah satu lokasi salat Idulfitri adalah rumah imam Jemaah Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau yang akrab disapa Mbah Beni, di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.
Salat id ini dijaga oleh sejumlah petugas keamanan dari organisasi kemasyarakatan dan personel TNI/Polri.
Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1445 H? Berikut Perkiraan Tanggal Idulfitri atau Lebaran 2024
Berdasarkan amatan Kompas.com, para jemaah mendengarkan khotbah dari Mbah Benu usai menunaikan ibadah salat id.
Setelahnya, para jemaah secara bergantian bersalaman dengan Mbah Benu, ada pula yang langsung pulang ke rumah masing-masing.
Mbah Benu menyampaikan pesan agar masyarakat tetap rukun dan saling menjaga toleransi di tengah banyaknya perbedaan.
“Pesannya saling rukun, jaga kesatuan dan persatuan. Jangan menyalahkan orang, ya kalau disalahkan salah, kalau benar malah dia yang untung kita yang jadi tertuduh,” kata Mbah Benu.
Ia mengatakan bahwa toleransi merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kesatuan dan persatuan harus terus dijaga.
“Tadi khotbah saya, jangan jadi jangkriknya setan, manusia dengan manusia mau diadu. Jangan mau. Hancur Indonesia kalau saling bermusuhan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul, Sya’ban Nuroni mengatakan bahwa pihaknya sudah mendengar informasi mengenai jemaah Masjid Aolia yang menggelar salat Idulfitri.
Baca Juga: Lebaran Jumlah Pengiriman Pada Jasa Ekspedisi Naik 50 Persen
Sya’ban menilai hal ini sebagai suatu masalah. Menurutnya, pihaknya akan melakukan pendekatan agar jemaah Aolia dapat mengikuti organisasi keagamaan pada umumnya atau pemerintah.
“Kalau ini kan tidak lazim. Kalau (penentuan hari raya Idulfitri beda) satu atau dua hari, biasa. Kalau ini kan lima hari, tidak lazim,” ucap Sya’ban.
Upaya ini dilakukan agar keyakinan seseorang atau kelompok tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com