> >

5 Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Penajam Paser Utara: Pelaku Mabuk, Sempat Perkosa 2 Mayat Korban

Kalimantan | 8 Februari 2024, 22:16 WIB
Lokasi kejadian. Rumah korban di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), tempat di mana korban sekeluarga dibunuh. Berikut sederet fakta pembunuhan remaja 16 tahun berinisial JND terhadap satu keluarga di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.  (Sumber: Istimewa via Tribunnews.com)

Pihak kepolisian menduga JND membunuh lima korbannya karena motif asmara. Pasalnya, dari hasil penyelidikan, pelaku pernah menjalin hubungan asmara dengan salah satu korban, yakni RJ.

Namun, hubungan asmara pelaku JND dan RJ tidak direstui oleh orang tua RJ.

Tak hanya asmara, Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto menyebut motif pelaku juga dikarenakan dendam.

“Sebetulnya sepele saja masalahnya. Mereka sering cekcok karena masalah ternak, ayam, dan anjing. Kebetulan korban tidak suka anjing, sementara pelaku punya anjing,” kata Supriyanto dalam keterangannya pada Selasa (6/2). 

Selain itu, kata Supriyanto, cekcok antara keduanya terjadi karena pelaku merasa kesal korban RJ sudah tiga hari tidak mengembalikan helm miliknya.

4. Perkosa Dua Mayat Korban

AKB Supriyanto menyebut, JND tak hanya membunuh, namun juga sempat memerkosa dua mayat korban, yakni Sri Winarsih dan RJS.

“Dari keterangan pelaku, setelah melakukan pembunuhan, ia melakukan pemerkosaan terhadap ibu dan anak yang dewasa, setelah itu ditinggalkan,” ucap Supriyanto, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa korban perempuan ditemukan dalam kondisi setengah telanjang. 

JND juga sempat mengambil tiga unit ponsel milik korban dan uang tunai sebesar Rp300 ribu sebelum pergi meninggalkan rumah korban.

5. Beri Kesaksian Palsu

Usai melakukan pembunuhan, JND menjalankan siasat buruk dengan cara membuat laporan palsu terkait pembunuhan itu.

JND sempat pulang ke rumahnya untuk berganti baju usai membunuh para korban. Ia kemudian mengajak kakaknya untuk melaporkan adanya pembunuhan ke Ketua RT setempat.

Kepada Ketua RT setempat, ia memberikan kesaksian palsu, yakni mengaku melihat tiga hingga sepuluh orang yang melakukan pembunuhan di rumah korban.

“Tersangka mengajak kakaknya ke Pak RT untuk melapor terkait adanya kasus pembunuhan ini. Ia beralibi kalau pelakunya bukan dia,” kata AKBP Supriyanto.

Ketua RT yang mendapatkan informasi tersebut lantas melapor ke polisi. JND pun diperiksa sebagai saksi.

Namun, keterangannya ternyata tak sama dengan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP). Polisi yang melakukan penyelidikan pun kemudian menetapkan JND sebagai pelaku tunggal.

Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Sekeluarga di Penajam saat Diinterogasi, Akui Perkosa Mayat Eks Pacar dan Ibunya

 

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Tribunnews


TERBARU