> >

Pemprov DKI Diminta Antisipasi Banjir di Malam Tahun Baru 2024

Jabodetabek | 29 Desember 2023, 22:59 WIB
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengantisipasi banjir saat malam Tahun Baru 2024. 

Hal ini lantaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan akan terjadi cuaca ekstrem pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024.

Politikus PDI Perjuangan atau PDIP itu mengimbau agar Pemprov DKI segera melakukan kegiatan rutin seperti pembersihan saluran air, kali dan sungai secara signifikan untuk memastikan aliran air tidak terhambat oleh sampah atau lumpur.

Baca Juga: Jelang Tahun Baru, Wilayah Ini Alami Cuaca Ekstrem 29-30 Desember 2023, BMKG: Waspada Hujan Lebat

"Pemprov DKI harus siaga untuk menghadapi cuaca ekstrem di akhir dan awal tahun. Dinas SDA (sumber daya air) Provinsi DKI Jakarta harus melakukan pemantauan dan pembersihan saluran air secara signifikan, agar saluran air tidak terhambat sampah dan lumpur, lalu rutin melakukan pengerukan lumpur di sejumlah titik sungai dan kali di Jakarta agar bisa meningkatkan kapasitas penampungan air," kata Kenneth dalam keterangannya, Jumat (29/12/2023).

Dalam menghadapi banjir, kata dia, Pemprov DKI Jakarta juga harus menyusun strategi operasional dan menempatkan satuan tugas pelaksana di titik-titik rawan banjir, untuk memitigasi lokasi banjir dan memastikan pompa pengendali banjir berfungsi dengan baik saat dibutuhkan.

"Kalau kita mau mengimbau jangan membuang sampah sembarangan, tingkat kesadaran masyarakat masih kurang. Kita kan tidak mungkin menyerah begitu saja, harus ada usaha lain yang solutif. Petugas-petugas UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup harus kerja ekstra untuk mengontrol sampah, kalau ada sampah yang mengalir ke rumah, pompa harus segera diangkat dengan cepat." 

"Lalu Dinas Sumber Daya Air dan para penanggung jawab di tiap kecamatan harus rajin menguras lumpur di saluran air pemukiman dan jalan protokol. Semua langkah ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mengurangi dampak banjir dan memastikan kenyamanan warga Jakarta saat musim hujan tiba," katanya.

Ia menyinggung pembangunan rumah pompa Kebon Raya II di Jalan Patra Raya, RW 02, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang sudah rampung.

"Pembangunan rumah pompa ini adalah atas permintaan aspirasi warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat saat saya reses beberapa waktu lalu. Kita tahu bersama bahwa akhir tahun ini sudah memasuki musim penghujan." 

"Dengan adanya rumah pompa ini, besar harapan saya dapat meminimalisir genangan di kawasan Duri Kepa dan Patra saat musim penghujan," kata Kenneth.

Ia menyebut, wilayah Jalan Patra Raya, Duri Kepa, Kebon Jeruk dan sekitarnya sudah langganan banjir setiap tahunnya jika hujan deras melanda.

Oleh sebab itu, dengan adanya rumah pompa Kebon Raya II yang menghabiskan anggaran Rp7,2 miliar itu, wilayah tersebut tidak akan menjadi langganan banjir lagi. 

"Paket pembangunan rumah pompa ini terdiri dari peningkatan kapasitas pompa sebanyak 1 unit (1.000 liter per detik) lengkap dengan fasilitas pendukungnya seperti rumah pompa, genset dan sumber PLN." 

"Revitalisasi ini akan menambah kapasitas pompa existing sebesar 1.600 liter per detik menjadi 2.600 liter per detik. Diharapkan dengan telah terbangunnya pompa Kebon Raya II, maka daerah rawan genangan di RW 01 dan RW 02 dan sekitaran Patra, Kebon Jeruk, Jakarta Barat akan berkurang," ujarnya.

Sebelumnya, BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi dalam kurun waktu satu pekan mendatang. 

Cuaca ekstrem ini dapat berupa hujan sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir, serta angin kencang.

Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menekankan perlunya kewaspadaan masyarakat dan instansi terkait terhadap dampak cuaca ekstrem. 

Baca Juga: Resmi, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem untuk Sepekan ke Depan

Khususnya, daerah dengan topografi curam, pegunungan, tebing, atau rawan longsor dan banjir, diminta untuk tetap waspada terhadap potensi dampak seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

"Kepada masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (27/12/2023).

 

Penulis : Fadel Prayoga Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU