Rumah Sekretaris PWNU Lampung Diteror Serangan Bom Molotov
Sumatra | 18 Desember 2023, 00:00 WIBBANDAR LAMPUNG, KOMPAS.TV - Rumah Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung Hidir Ibrahim diteror serangan bom molotov pada Sabtu (16/12/2023) dini hari. Belum diketahui motif atau terduga pelaku penyerangan ini.
Ketua RT setempat, Rosadi menyebut teror bom molotov itu mengejutkan warga sekitar. Rosadi menyebut terduga pelaku diperkirakan dua orang, mengendarai sepeda motor ke rumah Hidir di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung.
"Iya kejadiannya sebelum salat Subuh. Banyak polisi ke sini, tapi Pak Hidir-nya lagi tidak ada di rumah, pergi ke Jakarta," kata Rosadi sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas TV Lampung, Minggu (17/12).
Baca Juga: Rumah Anggota DPRD Kalsel Dimolotov hingga Hanguskan Pajero, Pelaku Eks Saudara Ipar, Ini Motifnya
"Pelaku diperkirakan dua orang boncengan naik motor dari arah Pramuka ke Hajimena, terus langsung lempar molotov begitu lewat depan rumah Pak Hidir," lanjutnya.
Bom molotov yang dilemparkan pelaku disebut mengenai lampu penerangan di pagar rumah. Aksi pelaku pun sempat terekam kamera CCTV di rumah korban.
Pihak Hidir Ibrahim sendiri telah menunjuk kuasa hukum untuk menangani kasus ini. Kuasa hukum Hidir, Sarhani menyebut pihaknya telah melapor ke Polresta Bandar Lampung dan berharap pelaku segera ditangkap.
"Saat ini keluarga masih trauma dan khawatir kalau terjadi lagi untuk kedua atau ketiga kalinya," kata Sarhani.
Meskipun Hidir sedang berada di Jakarta saat kejadian, keluarganya disebut berada di dalam rumah. Sarhani menyebut keluarga Hidir sedang tidur saat kejadian.
"Terus bangun dan keluar lihat CCTV, ternyata ada yang melempar molotov," katanya.
Kasus teror bom molotov ke sekretaris PWNU Lampung sendiri telah terdaftar di Polresta Bandar Lampung dengan laporan polisi nomor LP/B/1851/XII/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung tertanggal 17 Desember 2023 pukul 10.24 WIB.
Baca Juga: Bus Atlet Taekwondo Bengkulu Kecelakaan di Lampung: Sopir Meninggal Dunia, 6 Luka-luka
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV