Soal Penemuan 4 Jasad Anak dan KDRT di Jagakarsa, Psikolog Forensik: Cari Tahu Kondisi Mental Pelaku
Jabodetabek | 7 Desember 2023, 11:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog forensik Reza Indragiri mendorong pihak kepolisian untuk mencari tahu kondisi mental pria berinisial P yang diduga membunuh empat anak dan melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya, D, di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Reza Indragiri meminta polisi menelusuri kemungkinan P memiliki kecanduan obat-obatan yang mungkin dialami terduga pelaku hingga tega melakukan kekerasan.
“Relevan untuk dicari tahu kondisi bahkan masalah mental yang mungkin dialami pelaku. Depresi, adiksi obat-obatan, dan lain-lain,” kata Reza melalui keterangan tertulis, Kamis (7/12/2023).
Baca Juga: Diduga Bunuh 4 Anak, Ayah di Jagakarsa Sempat KDRT Istri, Tetangga: Jidat Benjol, Muntah Darah
Soal dugaan KDRT yang rupanya sudah dilaporkan kakak D sejak Sabtu (2/12), Reza meminta polisi untuk merespons laporan-laporan tentang KDRT dengan cepat agar pelaku dapat segera diringkus. Ini tidak terbatas pada kasus di Jagakarsa, tetapi juga laporan KDRT secara umum.
Diketahui, kakak dari D sudah melaporkan adanya KDRT yang dilakukan oleh P ke Polsek Jagakarsa pada hari Sabtu. Namun, polisi belum meminta keterangan P yang berdalih tengah menjaga anaknya tak bisa ditinggal karena D dirawat di rumah sakit.
“Polisi harus merespons secepat mungkin laporan atau begitu menerima kabar tentang KDRT," ucap Reza seraya mengimbuhkan, "Tapi memang tidak mudah dalam praktiknya.”
Reza mencatat, laporan KDRT di Amerika Serikat masuk setiap 3 menit, di Australia setiap 2 menit.
“Di Indonesia, saya tak punya datanya. Perkiraan saya, rendah, karena masyarakat menganggap KDRT sebagai masalah domestik yang tabu untuk diikutcampuri. Belum lagi jika khalayak luas mengalami krisis kepercayaan terhadap polisi,” jelasnya.
Baca Juga: Soal 4 Anak Tewas di Jagakarsa, Tetangga Sempat Lihat Wajah Ibu Berlumuran Darah, Diduga Alami KDRT
Jumlah polisi juga disebut sebagai kendala kecepatan kerja polisi sehingga dinilai kurang gesit dan responsif terhadap setiap laporan yang masuk dari masyarakat.
Ia menilai, kinerja petugas Bhabinkamtibmas di lingkungan Bogor Barat juga masih belum responsif.
“Situasi KDRT yang berat juga bisa membahayakan jiwa petugas polisi. Padahal, saya bertanya-tanya, seberapa jauh polisi kita sudah terlatih agar bisa menangani insiden KDRT secara aman,” tegasnya.
Terkait dugaan P sebagai pembunuh keempat anaknya, Reza menilai bahwa kasus ini tidak bisa lagi dipandang sebagai KDRT, tetapi pembunuhan berencana.
“Sebutan kejadian ini sebagai KDRT sepertinya tidak lagi memadai. Ini tepat disebut pula sebagai kasus pembunuhan berencana terhadap anak. Kalau pelakunya waras, hukum mati.”
Baca Juga: 4 Anak di Jagakarsa Diperkirakan Tewas Lebih dari 2 Hari, RS Polri Kramat Jati Lakukan Autopsi
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, warga di Jagakarsa dihebohkan dengan ditemukannya empat jasad anak yang terkunci di dalam kamar di sebuah rumah kontrakan, Rabu (6/12) sore.
Ayah dari keempat anak, P, ditemukan di kamar mandi dalam keadaan bersimbah darah dan ada pisau di tubuhnya. Diduga P mencoba melakukan bunuh diri.
Saat ini, jenazah empat anak sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi. Sedangkan P dirawat di Rumah Sakit Umum Aulia Jagakarsa dan rencananya akan dipindah ke RS Polri Kramat Jati.
Sementara, istri P, D, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV