Fakta-fakta Mertua Bunuh Menantu: Motif hingga Latar Belakang Pelaku yang Suka ke Tempat Prostitusi
Jawa timur | 3 November 2023, 11:04 WIBPASURUAN, KOMPAS.TV - Seorang mertua tega membunuh menantunya sendiri yang tengah hamil 7 bulan di Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur saat
Pelaku Khoiri (52) secara sadis menggorok leher menantunya Fitria Almuniroh Hafidloh Diana (23) hingga tewas.
Sejumlah fakta-fakta pun terungkap dari kasus mertua bunuh menantu ini mulai dari motif hingga bagaimana latar belakang pelaku yang diketahui suka mengunjungi tempat prostitusi.
Untuk lebih lengkapnya, berikut fakta-fakta mertua bunuh menantu di Pasuruan, Jawa Timur.
Motif Pelaku dan Kronologi
Kasus bapak mertua bunuh menantu yang menghebohkan ini terjadi di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Berdasarkan penyelidikan awal polisi, pelaku mengaku melakukan tindakan tersebut karena merasa penat dan tertekan dengan beban hidup.
Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut oleh polisi, terungkap bahwa Khoiri atau Satir membunuh menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana, karena korban melakukan perlawanan saat akan diperkosa.
Saat kejadian tersebut terjadi, suami korban, Sueb (31), sedang pergi untuk wawancara pekerjaan.
Wakapolres Pasuruan, Kompol Hari Aziz, menyampaikan bahwa motif di balik pembunuhan ini adalah karena tersangka tidak bisa mengendalikan nafsu birahinya.
Baca Juga: Pemerkosaan Jadi Alasan Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan
"Saat kejadian, suami korban ini sedang interview pekerjaan. Di dalam rumah, hanya ada korban dan tersangka,” kata Hari, Kamis (2/11/2023), dikutip dari Tribunnews.
Dia menyebut, tersangka ini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat menantunya yang sedang hamil 7 bulan keluar dari kamar mandi.
“Dari situlah, tersangka tidak bisa menahan nafsunya melihat tubuh menantunya. Tersangka langsung mendatangi korban di kamarnya,” kata Wakapolres.
Di dalam kamar, terang Wakapolres, tersangka berusaha memperkosa menantunya itu sendiri. Namun upayanya itu mendapatkan perlawanan.
“Upaya tersangka itu ditolak dan dilawan sama korban. Bahkan, korban pun sempat berteriak setelah aksi percobaan pemerkosaan itu,” tutur dia.
Karena perlawanan tersebut, tersangka pun panik dan ketakutan. Tersangka lantas langsung keluar kamar dengan cepat dan mengambil pisau di dapur.
“Tersangka pun naik pitam dan langsung mengeksekusi korban. Pelaku menggorok leher korban. Sehingga korban bersimbah darah dan meninggal dunia,” ujar Hari.
Tersangka diketahui menggorok leher korban yang saat itu sedang istirahat atau tiduran.
“Korban tidak sempat melawan,” ungkapnya.
Baca Juga: Mertua Tega Habisi Nyawa Menantu yang Tengah Hamil 7 Bulan, Polisi: Ada Upaya Pemerkosaan
Setelah melakukan aksi kejinya, pelaku lalu melarikan diri ke rumah tetangganya, yakni Bari, untuk bersembunyi di kamar.
“Kami mengenakan tersangka dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan berat,” tuturnya.
Sosok Pelaku yang Suka Prostitusi
Wakapolres Pasuruan, Kompol Hari Aziz, mengungkapkan, Khoiri, pelaku pembunuhan mertua menantu di Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur merupakan orang yang suka ke prostitusi.
Selain itu, Khoir yang sudah 10 tahun menduda adalah seorang pengangguran.
“Pelaku ini sering ke tempat prostitusi untuk menyewa PSK. Ini juga masih dalam pengembangan lebih lanjut. Penyidik akan dalami lebih lanjut,” kata Hari.
Fakta tersebut pun semakin kuat menjadi latar belakang pelaku yang ingin berhubungan seksual dengan korban.
Tersangka disebut tidak bisa menahan nafsunya saat melihat menantunya yang sedang hamil 7 bulan keluar dari kamar mandi.
Pelaku Mengaku Menyesal
Dalam pengakuannya, Khoiri tega menghabisi nyawa menantunya yang sedang mengandung 7 bulan karena sedang kalut.
"Tadi tidak ada pikiran apa-apa, pak. Setan di pikiran, sudah gelap," kata Khoiri kepada polisi, Kamis (2/11/2023).
Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Sesungguhnya Ayah Mertua di Pasuruan Bunuh Menantunya yang Sedang Hamil
Khoiri pun mengaku menyesal telah membunuh sang menantu dengan cara yang sadis.
"Menyesal saya, Pak. Tadi saya sumpek (penat) pikirannya. Pikiran saya pendek, jual TV tidak laku-laku buat bayar-bayar, bingung saya," ucap Khoiri dengan nada bicara lemas.
Diketahui, jenazah almarhum Fitria Almuniroh Hafidloh telah dimakamkan di kompleks permakaman umum di Desa Parerejo, Purwodadi, Pasuruan.
Firasat Keluarga
Ibunda Fitria Almuniroh Hafidloh Diana, Nurul Aifini (49), bercerita bahwa sebelum kematian putrinya, ia sempat punya firasat.
Nurul Afini mengatakan, Fitria seperti sudah memberikan firasat akan pergi selama-lamanya dalam beberapa kali video call sebelumnya.
Diketahui sebelum kejadian tersebut, Fitria juga sempat menghubungi sang ibunda.
"Firasat ada. Satu bulan sebelumnya, dia minta maaf terus. Terus bolak bolik WA itu saya ditelponi terus," katanya.
"Biasanya kalau di sekolah, saya gak bisa angkat karena kerjaan. Dia bilang mengiranya saya sedang marah (padahal sibuk urusan sekolah)," ujar wanita yang juga menjabat sebagai kepala sekolah sebuah SMP swasta di Kalibokor, Gubeng, Surabaya itu.
"Dia bilang lagi, 'Bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu. Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang, 'Ibu Baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu'," ujar Nurul.
"Saya video call dari jam 13.00-14.45 hampir jam 3 sore. Aku menduga ya jam itu, setelah kami telpon. Kemudian, kalau kata polisi, diketahui pertama sama suaminya ya jam 4-an atau jam 5-an," ujarnya.
Nurul Afini pun merasa sangat sedih. Tak hanya kehilangan putrinya, ia juga harus kehilangan calon cucu yang masih di dalam kandungan.
Nurul Afini menuntut keadilan untuk putri kesayangannya agar sang besan dihukum seberat-beratnya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Kronologi Mertua Bunuh Menantu Hamil 7 Bulan
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV