Pemeriksaan MRI Tunjukkan Tidak Ada Bekas Kekerasan pada Mata Siswi Kelas 2 SD yang Buta di Gresik
Jawa timur | 21 September 2023, 20:35 WIBGRESIK, KOMPAS.TV – Hasil pemeriksaan di RSUD Ibnu Sina Gresik terhadap kondisi mata seorang siswi kelas 2 sekolah dasar (SD) berinisial SA (8) menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan.
Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata dari RSUD Ibnu Sina Gresik, dr Bambang Tuharianto, Kamis (21/9/2023).
Hasil itu diketahui setelah SA menjalani pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) .
Bambang Tuharianto menyatakan korban mengalami penurunan penglihatan di mata kanannya.
"Jadi penglihatan yang dikeluhkan, betul, terjadi penurunan penglihatan di mata kanan. Mata kiri batas normal untuk melihatnya."
"Pemeriksaan fisik di alat-alat Ibnu Sina tidak ditemui kelainan apapun. Pemeriksaan MRI tidak didapatkan kelainan apapun, kelainan-kelainan saraf tidak ada secara anatomi komponen-komponen melihat ini bekas terjadi kekerasan, itu saja," ungkapnya, dikutip Tribunnews.com.
Baca Juga: Begini Kata Dokter RS PHC Surabaya Usai Periksa Siswi SD yang Buta Akibat Dianiaya Kakak Kelas
Sebelumnya, SA diduga menjadi korban kekerasan kakak kelasnya dengan menusukkan tusuk bakso ke mata bocah perempuan tersebut.
Dokter Bambang dengan tegas menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan MRI, tidak ditemukan tanda kekerasan.
"Tidak ada satu pun yang menyebabkan, ini tidak ketemu apa-apa," terangnya.
Ia manambahkan, proses penyembuhan mata korban masih terus dilakukan, tapi ia tidak dapat memastikan kesembuhannya.
Korban juga telah menjalani tes psikologi di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Sementara, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Gresik AKBP Adhitya Panji Anom, Kamis (21/9/2023), menyatakan hal senada.
Panji Anom menyebut, tidak ditemukan pendarahan pada mata korban usai dilakukan visum di RSUD Ibnu Sina Gresik.
"Jadi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tidak ditemukan pendarahan pada sobekan mata dan hasil visum pelendir bola mata dalam keadaan normal. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa CCTV sekolah terakhir aktif pada awal Juni 2023 lalu.
"Hasil labfor CCTV tersebut aktif terakhir 1 Juni 2023. Setelah CCTV dalam kondisi mati tersebut tidak merekam aktivitas elektronik sampai dengan 18 Agustus."
"DVR dinyatakan dalam bahasa lain selama kurun waktu 1 Juni 2023 - 18 Agustus 2023 DVR CCTV tidak merekam situasi kejadian yang ada di lingkungan sekolah dikuatkan data lock file di DVR tidak ada," paparnya, Kamis (21/9/2023), dikutip dari TribunJatim.com.
Polisi juga telah memeriksa 47 saksi untuk mengetahui kronologi korban mengalami kebutaan saat berada di sekolah.
"Kami temukan dari 47 saksi yang sudah diperiksa memang sampai saat ini belum ada yang melihat langsung kejadian tersebut, namun kami akan tetap tambah jumlah saksi yang kami periksa sehingga membuat jelas," sambungnya.
Baca Juga: Kasus Siswi SD Buta Dianiaya Kakak Kelas, DVR CCTV di TKP Dikirim ke Labfor Polda Jawa Timur
Sebelumnya diberitakan, SA mengalami kebutaan diduga karena matanya dicolok tusuk pentol saat berada di sekolah.
Kasus ini terjadi pada 7 Agustus 2023 lalu yang mengakibatkan korban mengalami trauma hingga enggan masuk sekolah.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : tribunnews.com