> >

Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, Wisata Religi Bersejarah di Yogyakarta

Jawa tengah dan diy | 16 September 2023, 01:00 WIB
Pintu gerbang menuju makam raja Kotagede (Sumber: Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu destinasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi di Yogyakarta adalah Makam Raja-Raja Mataram Kotagede. 

Makam ini merupakan kompleks pemakaman bagi raja-raja Mataram Islam pertama beserta para kerabatnya yang dibangun oleh Panembahan Senopati. Melansir laman budaya.jogjaprov.go.id, Kompleks Makam Raja Kotagede atau Pasarean Hastana Kitha Ageng berada di sebelah barat Masjid Agung Kotagede.

Lokasi Makam Raja Kotagede ini masuk dalam wilayah Dusun Sayangan, Jagalan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejarah keberadaan Kompleks Makam Raja Kotagede tidak dapat dilepaskan dari berdirinya kerajaan Mataram Islam dan sosok Panembahan Senopati. 

Baca Juga: Pasar Lawas 2022, Menikmati Kuliner Jadul di Kawasan Makam Raja-Raja Mataram Kotagede

Panembahan Senopati memiliki nama asli Danang Sutowijoyo juga dikenal sebagai Sutawijaya. Beliau merupakan putra dari Ki Gede Pemanahan, sosok yang telah berhasil membantu Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) untuk membunuh Arya Penangsang. 

Atas jasanya, Ki Ageng Pemanahan mendapat hadiah berupa Alas Mentaok sebagai tanah perdikan. Selanjutnya, Ki Ageng Pemanahan bersama dengan keluarga dan pengikutnya berpindah ke Alas Mentaok dan membangun desa kecil di hutan tersebut. 

Pada masa kepemimpinan Ki Ageng Pemanahan, status wilayah ini hanyalah sebuah kadipaten di Kerajaan Pajang. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, Sutawijaya diberi hak oleh Pangeran Benowo untuk melepaskan diri dari kerajaan Pajang dan mendirikan kerajaan Mataram Islam. 

Sutawijaya lalu mengangkat dirinya menjadi sultan pertama Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati. Pembangunan kompleks makam raja di Kotagede dilakukan secara bertahap, bahkan terus dilanjutkan sesudah Panembahan Senopati wafat. 

Bersumber dari Babad Momana, diketahui pembangunan Kompleks Makam Raja Kotagede dimulai pada 1589 dan selesai pada 1606. Di dalam kompleks makam terdapat tiga cungkup yang merupakan bangunan utama berfungsi sebagai pelindung makam-makam tertua. 

Sesuai urutan dari selatan ke utara, ketiga cungkup tersebut bernama Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana, dan Bangsal Tajug. Makam dan bagian belakang masjid pernah mengalami kebakaran yang merusak beberapa bangunan, sehingga Sunan Paku Buwana X memerintahkan dilakukannya renovasi dengan menggunakan bahan bangunan dan gaya arsitektur pada masa tersebut.

Baca Juga: Mengenang As'ad Humam, Penemu Metode Iqro dari Kotagede

Makam raja-raja di Kotagede sekarang menjadi salah satu tempat bersejarah yang mendatangkan banyak wisatawan. Namun, aturan yang wajib ditaati oleh pengunjung, yaitu wajib menggunakan pakaian adat khas Jawa.

 

Bagi laki-laki, mereka wajib mengenakan baju surjan, dipadukan dengan kain dan blangkon. Sedangkan perempuan wajib mengenakan kemben.

Wisatawan tidak diperbolehkan untuk memotret dan mengenakan perhiasan emas di dalam bangunan makam. Makam ini buka setiap hari dari pukul 08.00-16.00 WIB tanpa dipungut bayaran.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU