Tangani Warga Terdampak Polusi Udara, Menkes: Dokter Puskesmas Diajari tentang Penyakit Paru
Jabodetabek | 31 Agustus 2023, 08:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah meminta organisasi profesi dan kolegium dokter spesialis paru untuk membagikan ilmu kepada dokter-dokter di Puskesmas tentang penyakit paru.
Hal tersebut, sebagai upaya penanganan masalah kesehatan akibat dari polusi udara di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
“Kita sudah meminta organisasi profesi dan kolegium dokter spesialis paru untuk mendidik dokter-dokter Puskesmas agar paham tentang penyakit paru karena kalau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) bisa ditangani di Puskesmas," kata Budi Gunadi saat melakukan rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (30/8/2023).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun, kata Budi Gunadi, akan memastikan alat-alat tata laksana untuk menangani masalah kesehatan akibat dampak polusi juga telah tersedia di fasilitas kesehatan.
"Dan kita pastikan alat-alatnya juga ada," ungkapnya.
"Kalau masuk kasus pneumonia itu harus ke rumah sakit, itu harus di rontgen, itu juga kita pastikan seluruh rumah sakit Jabodetabek bisa,” imbuhnya.
740 Fasilitas Kesehatan Disiapkan
Budi Gunadi menyebut, Kemenkes telah menyiapkan 740 fasilitas kesehatan untuk menangani masyarakat yang terjangkit penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) akibat udara yang tidak sehat.
Dalam paparannya, fasilitas kesehatan yang disiapkan terdiri dari 674 Puskesmas di Jabodetabek, 66 rumah sakit Jabodetabek dan Rumah Sakit Persahabatan sebagai Pusat Respirasi Nasional.
Baca Juga: Update Polusi Udara, Kemenkes Siapkan 674 Puskesmas dan 66 RS Tangani Dampak Kesehatan Masyarakat
Dari 674 Puskesmas yang disiapkan untuk menangani masyarakat yang terdampak polusi udara, tersebar ke beberapa Kabupaten/Kota yakni DKI Jakarta 333, Kabupaten Tangerang 44, Kota Tangerang 39, Kota Depok 38, Kota Bogor 25, Kabupaten Bogor 101, Kota Bekasi 48, Kabupaten Bekasi 46.
Selain menyiapkan fasilitas kesehatan, upaya promotif dan preventif dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Adapun edukasi yang diberikan mengenai tanda-tanda gejala terinfeksi penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Masyarakat juga diimbau agar menggunakan masker ketika beraktivitas di luar ruangan ketika kualitas udara buruk.
Selain itu, pihaknya juga telah memulai kampanye gerakan 6M 1S sebagai upaya pencegahan dari dampak polusi udara.
Adapun yang dimaksud dengan 6M dan 1S adalah:
1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/ kantor/ sekolah/
tempat umum di saat polusi udara tinggi.
3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan
4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok
5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi
6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.
Baca Juga: Menkes Lobi China untuk Dapat Pinjaman Mobil Pemantau Kualitas Udara
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV