> >

Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga Dunia Hari Ini Senin 14 Agustus 2023

Jabodetabek | 14 Agustus 2023, 10:20 WIB
Kabut asap menyelimuti kawasan bisnis utama di Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2023. Menurut pihak berwenang, penyebab utama memburuknya polusi udara di Jakarta akhir-akhir ini dipicu oleh musim kemarau dan emisi kendaraan bermotor. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - DKI Jakarta menduduki peringkat keempat dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin (14/8/2023) pagi. Dari data yang dirilis oleh situs IQAir, kualitas udara Jakarta pada pagi ini dikategorikan sebagai "tidak sehat".

Pada pukul 09.18 WIB, indeks kualitas udara (AQI US) mencapai angka 152 dengan polutan utama PM2.5.

Konsentrasi polutan ini mencapai 11,9 kali dari standar kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).

Baca Juga: KLHK Bantah Polusi Udara di Jakarta Terburuk di Dunia, Ini Penjelasannya

Untuk informasi tambahan, suhu di Jakarta saat itu adalah 28 derajat Celsius, dengan kelembapan udara sebesar 63 persen.

Angin bergerak dengan kecepatan 7,4 km/h dan tekanan udara tercatat sebesar 1015 milibar.

Sebagai tanggapan atas kondisi tersebut, IQAir menyarankan warga Jakarta untuk mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, serta menghindari aktivitas di luar ruangan demi melindungi diri dari polusi.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, KLHK; Pemerintah Dorong Uji Emisi agar Udara Lebih Sehat

Soal Polusi, Pengamat Desak Pemprov DKI Aktif Edukasi Masyarakat

Menyikapi kondisi ini, Yayat Supriatna, pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk lebih aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya polusi udara.

Dia menyarankan agar Pemprov DKI memasang informasi real-time tentang tingkat polusi dan cara mencegah dampak negatifnya.

"Pemprov DKI harusnya sekarang ini memperbanyak informasi tentang kondisi polusi udara. Kan dulu biasanya ada papan informasi, sekarang sangat sedikit di Jakarta itu," kata Yayat Minggu (13/8) dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Greenpeace: Pemerintah Sudah Tahu Polusi Udara Tinggi, tapi Tak Beri Peringatan Dini ke Masyarakat

Menurut Yayat, saat ini masyarakat hanya mendapat gambaran reaktif dari pemerintah terhadap polusi.

Namun, upaya preventif seperti edukasi masih kurang.

"Tidak ada upaya dalam arti yang bersifat pencegahan, salah satunya mengurangi kegiatan di luar rumah," ujar Yayat.

Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU